Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Datar, Rupiah Ditutup Melemah

Rupiah ditutup melemah 0,18% atau 25 poin di Rp13.753 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi 0,13% atau 18 poin di posisi Rp13.746 per dolar AS.
rupiah/JIBI-Abdullah Azzam
rupiah/JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir di zona merah pada perdagangan hari ini, Senin (2/4/2018).

Rupiah ditutup melemah 0,18% atau 25 poin di Rp13.753 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi 0,13% atau 18 poin di posisi Rp13.746 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah mayoritas bergerak di zona hijau pada kisaran Rp13.736--Rp13.764 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Jumat (30/3), rupiah berakhir rebound 0,28% atau 38 poin ke level Rp13.728 per dolar AS.

Sementara itu, pergerakan mata uang di Asia terhadap dolar AS cenderung bervariasi, dengan penuatan dipimpin oleh won korea Selatan dengan apresiasi 0,67%, disusul peso Filipina yang menguat 0,31%.

Di sisi lain, rupiah memimpin pelemahan mata uang di Asia, disusul renminbi China yang turun 0,1%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,08% atau 0,068 poin ke level 89.906 pada pukul 15.14 WIb.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,02% atau 0,019 poin ke level 89,955, setelah pada perdagangan Jumat berakhir melemah 0,2%.

Dolar AS cenderung bergerak datar di tengah berlanjutnya kekhawatiran seputar perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

China dikabarkan akan mengenakan tarif impor tambahan sebesar hingga 25% terhadap 128 produk AS, termasuk daging babi beku, serta pada anggur, buah-buahan dan kacang-kacangan tertentu.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Keuangan China menyatakan langkah ini dilakukan sebagai bentuk respons terhadap tarif yang diberlakukan AS terhadap impor aluminium dan baja.

Sementara itu, hari ini BPS merilis Indeks Harga Konsumen Maret 2018 mengalami inflasi sebesar 0,2%. Adapun, inflasi secara tahun kalender 2018 mencapai 0,99% dan inflasi tahun ke tahun 3,40%.

BPS mengklaim penyebab inflasi bulanan ini utamanya berasal dari harga bumbu dan bensin yang naik. Adapun, komoditas yang menyumbang inflasi a.l. cabai merah dengan andil 0,70%, bawang merah dan bawang putih 0,04% dan cabai 0,02%.

Sementara itu, komoditas bahan makanan mengalami deflasi a.l. beras dengan andil terhadap deflasi 0,10% dan kedua ikan segar deflasi 0,03% dan sayuran yang memiliki andil 0,01%.

Kenaikan harga bensin, Pertamax dan Pertalite pada Februari, tercatat memiliki andil terhadap inflasi Maret 2018 sebesar 0,04%. Dari catatan BPS, bobot bensin terhadap IHK mencapai 3,39%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper