Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Topix & Nikkei 225 Jepang Menguat Lebih dari 2%

Bursa saham Jepang sukses melanjutkan relinya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (27/3/2018), dengan penguatan lebih dari dua persen, seiring berlanjutnya depresiasi nilai tukar yen terhadap dolar AS.
Bursa Jepang/Reuters
Bursa Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang sukses melanjutkan relinya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (27/3/2018), dengan penguatan lebih dari dua persen, seiring berlanjutnya depresiasi nilai tukar yen terhadap dolar AS.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan 0,95% atau 15,87 poin di level 1.687,19 dan berakhir menguat 2,74% atau 45,81 poin di level 1.717,13. Dari 2.057 saham pada indeks Topix, 1.944 saham di antaranya menguat, 102 saham melemah, dan 11 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. dan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. yang masing-masing menguat 3,75% dan 3,26% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir menguat 2,65% atau 551,22 poin di level 21.317,32, setelah dibuka dengan kenaikan 0,93% atau 192,80 poin di posisi 20.958,90.

Sebanyak 224 saham menguat dan 1 saham melemah dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang menguat 2,17% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei, diikuti Tokyo Electron Ltd. (+2,89%) dan SoftBank Group Corp. (+2,14%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut melemah 0,21% atau 0,22 poin ke posisi 105,63 per dolar AS pada pukul 14.10 WIB, setelah berakhir terdepresiasi 0,65% di posisi 105,41 pada perdagangan Senin (26/3).

Bursa saham Jepang melonjak setelah yen melemah dari level tertingginya dalam 16 bulan seiring dengan meredanya kekhawatiran seputar tensi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Indeks Topix membukukan penguatan harian terbesar sejak 10 November 2016, mengekor penguatan yang dibukukan indeks S&P 500 di AS. Pada perdagangan Senin (26/3), S&P berakhir menguat sekitar 2,7%, performa terbaiknya sejak Agustus 2015.

Pemerintahan Trump dikabarkan mendesak China menurunkan tarif terhadap mobil serta membuka akses pasarnya terhadap layanan finansial AS, sebagai bagian dari diskusi untuk menyelesaikan peningkatan tensi perdagangan.

Dari sisi sentimen domestik, Nobuhisa Sagawa, seorang mantan birokrat Kementerian Keuangan Jepang, dalam penyampaian testimoni di tengah-tengah skandal kronisme yang menyandung Perdana Menteri Shinzo Abe, menyatakan tidak seorang pun dari kantor perdana menteri memberi perintah untuk memalsukan dokumen yang terkait dengan kesepakatan lahan kontroversial.

“AS mungkin berpikir cukup baik jika mereka bisa membuat China agak terdesak dengan cara yang memungkinkan mereka untuk menyesuaikan ketidakseimbangan perdagangan,” kata Kazuhito Suzuki, seorang pakar strategi senior di Shinkin Asset Management Co.

“Pada saat yang sama, testimoni Sagawa lebih lanjut mendorong minat investor dengan meredakan pergolakan pasar baru-baru ini bahwa stabilitas politik akan terganggu,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper