Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EMITEN PLASTIK: Laba Panca Budi Idaman (PBID) Naik 66,79% pada 2017

Emiten produksi plastik kemasan, PT Panca Budi Idaman Tbk. atau PBID membukukan kenaikan laba bersih sebesar 66,79% dari Rp138,4 miliar pada 2016 menjadi Rp230,8 miliar pada akhir tahun lalu.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produksi plastik kemasan, PT Panca Budi Idaman Tbk. atau PBID membukukan kenaikan laba bersih sebesar 66,79% dari Rp138,4 miliar pada 2016 menjadi Rp230,8 miliar pada akhir tahun lalu.

Corporate Secretary Panca Budi Idaman Lukman Hakim menyampaikan kenaikan nilai laba bersih perseroan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan produk sepanjang tahun lalu.

“Penjualan kantong plastik dan bijih plastik meningkat karena kenaikan permintaan terutama di wilayah Jabodetabek,” ungkap Lukman melalui keterangan resmi, Selasa (27/3).

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, pendapatan usaha bersih perusahaan pun mengalami peningkatan sebesar 10,17%, dari Rp3,168 triliun pada 2016 menjadi  Rp3,49 triliun pada akhir 2017.

Meski tumbuh, capaian tersebut sedikit di bawah proyeksi perseroan yang sempat menyebut pendapatan usaha pada tahun lalu dapat meningkat di kisaran 12%. Perusahaan yang baru Desember 2017 lalu melantai di bursa saham domestik itu optimistis kinerja pada tahun ini akan kian positif.

Perseroan mencatat debt to equity ratio perseroan pada 2017 menjadi 38%. Jumlah liabilitas perseroan mengalami penurunan sebesar Rp58 miliar atau sebesar 10,33% dari Rp561,8 miliar 2016 menjadi Rp503,8 miliar pada 2017. Penurunan ini terutama disebabkan penurunan utang bank.

Utang bank mengalami penurunan sebesar 46,51% dari sebesar Rp286,8 miliar pada tanggal 2016 menjadi Rp153,4 miliar 2017. Penurunan ini disebabkan karena adanya pelunasan baik kredit modal kerja maupun kredit investasi. Arus kas perusahaan yang semakin membaik diharapkan mampu membiayai operasional perusahaan secara internal.

Jumlah aset perseroan mengalami peningkatan sebesar 34,76% dari Rp1,353 triliun pada 2016 menjadi Rp1,823 triliun pada 2017. Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan pada kas dan setara kas, persediaan, piutang usaha, dan peningkatan aset tetap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper