Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Obligasi: Peluang Capital Inflow Tetap Terbuka

Volatilitas pasar yang kemungkinan masih relatif tinggi berisiko menghambat arus masuk investasi asing ke pasar surat berharga negara (SBN) dalam negeri, kendati peluang untuk peningkatan arus masuk tetap terbuka.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA—Volatilitas pasar yang kemungkinan masih relatif tinggi berisiko menghambat arus masuk investasi asing ke pasar surat berharga negara (SBN) dalam negeri, kendati peluang untuk peningkatan arus masuk tetap terbuka.

Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan investasi internasional yang menarik, termasuk di pasar surat utang.

Setelah melewati periode tekanan akibat ketidakpastian global dua bulan belakangan, pasar surat utang Indonesia terbukti cukup kuat dengan level yield yang relatif terjaga tidak melonjak terlalu tinggi.

Menurutnya, tekanan jual yang dilakukan investor asing selama ini hanya bersifat sementara, sebab kecenderungan investor asing masih memandang surat utang Indonesia sebagai pilihan investasi menarik.

Selain yield yang ditawarkan jauh lebih tinggi, Indonesia juga didukung fundamental ekonomi yang relatif baik. Peringkat surat utang Indonesia juga membaik, rekam jejak instrumen SBN juga cukup positif di pasar global.

Ini terbukti dari kepemilikan asing yang konsisten antara 35% - 40% dari total outstanding SBN Indonesia dan selalu tercatat net buy secara tahunan. Menurutnya, setelah melakukan net sell dua bulan terakhir, asing akan kembali dalam jumlah lebih tinggi.

Aksi net sell investor asing di pasar Indonesia sering kali dilakukan untuk memanfaatkan momentum volatilitas jangka pendek di Amerika Serikat untuk memperoleh short term gain dari aktivitas trading. Setelah The Fed mengeluarkan keputusan menaikkan suku bunga untuk pertama kali tahun ini, volatilitas pasar akan sedikit mereda.

“Biasanya tidak lama setelah keputusan besar [kenaikan Fed Fund Rate] itu pasti akan masuk lagi ke kita. Rencana The Fed itu sudah price in di pasar kita, sehingga setelah ada perubahan itu, fluktuasi pasar kita tidak terlalu mencolok dan cenderung ada penguatan sebenarnya. Setelah turun, kita selalu balik lagi,” katanya, Senin (26/3/2018).

Meski begitu, Ramdhan menilai tahun ini tingkat volatilitas akan cenderung tinggi menjelang periode-periode yang diproyeksikan menjadi momentum kenaikan FRR berikutnya. Namun, ini juga menjadi daya tarik sebab menjadi momentum untuk trading.

Dirinya menilai, secara jangka panjang dibutuhkan penguatan dan pendalaman pasar dalam negeri agar ketergantungan terhadap modal asing semakin berkurang. Pasar juga akan lebih stabil bila dominasi kepemilikan investor lokal lebih tinggi dari saat ini.

Pasalnya, investor lokal cenderung tidak terlalu sensitive terhadap isu global, sehingga tidak reaktif. Ini justru berbeda dengan investor asing. Tingginya kepemilikan asing menyebabkan pasar selama ini sangat sensitive terhadap dinamika ekonomi global.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper