Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Masih Terbebani Ketidakpastian Perang Dagang AS-China

Aksi jual yang membebani pasar global pekan lalu berlanjut pada awal perdagangan hari pertama pekan ini, Senin (26/3/2018), dengan bursa saham di Jepang dan Australia menurun di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan global dapat dirugikan oleh kebijakan proteksionisme Amerika.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual yang membebani pasar global pekan lalu berlanjut pada awal perdagangan hari pertama pekan ini, Senin (26/3/2018), dengan bursa saham di Jepang dan Australia menurun di tengah kekhawatiran bahwa pertumbuhan global dapat dirugikan oleh kebijakan proteksionisme Amerika.

Indeks Topix Jepang melemah 1% pada pukul 9.26 pagi waktu Tokyo (pukul 07.26 pagi WIB). Adapun indeks Kospi Korea Selatan dan indeks S&P/ASX 200 Australia masing-masing turun 0,3% dan 0,5%.

Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% setelah melemah 3,5% pekan lalu. Sementara itu, indikator indeks S&P 500 pagi ini naik 0,3%. Indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) tersebut melemah 2,1% pada akhir perdagangan Jumat (23/3).

Dilansir Bloomberg, bursa saham global mengalami pekan terburuk sejak pelemahan pada awal Februari sekaligus menghapus seluruh pemulihan yang dibukukan sejak itu, dengan penurunan yang semakin dalam pada penutupan perdagangan Jumat di AS.

“Ada banyak ketidakpastian saat ini,” ujar Oliver Pursche, kepala strategi pasar di Bruderman Asset Management, kepada Bloomberg TV.

“Selama satu atau dua pekan ke depan, investor harus siap untuk lebih banyak volatilitas tetapi juga harus mencermati beberapa perusahaan besar yang akan tersedia untuk dapat dibeli dengan harga yang sangat, sangat bagus,” tambahnya.

Pekan lalu, bursa saham di Asia memerah di tengah kekhawatiran mengenai perang dagang AS dengan China. Keputusan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan tarif terhadap China memicu respons balik dari China, sehingga meningkatkan kekhawatiran perang perdagangan yang bisa merugikan pertumbuhan global.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada Fox News bahwa ia berharap dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut akan mencapai kesepakatan untuk menghindari perang dagang.

Bagian dari permasalahan bagi para investor adalah bagaimana tarif akan diterapkan, terutama setelah Trump mengecualikan sejumlah mitra utama dari pengenaan tarif impor baja dan aluminium yang direncanakan.

Sementara pekan ini ini mungkin masih akan tetap diwarnai pergolakan perdagangan, beberapa pihak melihat aksi jual telah berlebihan. Kondisi pasar terlihat menguntungkan menuju kuartal kedua dan alokasi aset harus tetap berorientasi pada pertumbuhan, menurut JPMorgan Chase & Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper