Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Minyak AS Turun, WTI Bergerak Menguat

Harga minyak mentah bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (22/3/2018) setelah persediaan minyak mentah di AS turun untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah bergerak menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (22/3/2018) setelah persediaan minyak mentah di AS turun untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Mei menguat 0,32% atau 0,21 poin ke level US$65,38 per barel di New York Mercantile Exchange setelah pada perdagangan sebelumnya ditutup naik,6% di level US$ 65,17 per barel, level tertinggi sejak 2 Februari.

Sementara itu, minyak Brent untuk kontrak Mei melonjak menguat 0,23% ke posisi US$69,63 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Pada perdagangan Rabu, Brent ditutup melonjak 2,05 poin ke di US$69,47.

Dilansir Bloomberg, pengilang dan broker menarik lebih dari 2,6 juta barel minyak mentah dari fasilitas penyimpanan AS pekan lalu, bertolak belakang dari 80% analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan peningkatan.

Penurunan cadangan tersebut terjadi di tengah spekulasi bahwa AS dapat mengintensifkan sanksi terhadap Iran, pemasok terbesar ketiga OPEC.

“Stok minyak mentah AS mengalami penurunan yang cukup kuat, terutama jika dilihat untuk sepanjang tahun ini," kata Nick Holmes dari Tortoise, seperti dikuitp Bloomberg.

Minyak mentah AS melonjak di atas US$65 per barel untuk pertama kalinya dalam enam minggu karena investor fokus pada penurunan stok dalam hitungan mingguan pemerintah hari Rabu dan mengabaikan lompatan lain dalam produksi minyak mentah domestik yang mencapai rekor tertinggi.

Energy Information Administration (EIA) pada Rabu melaporkan persediaan minyak mentah AS turun 2,62 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan estimasi kenaikan 3,25 juta barel dari analis dalam survei Bloomberg. Hanya dua dari 12 analis yang memperkirakan penurunan dan tak satu pun dari mereka memperkirakan penurunan sebesar itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper