Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Abaikan Bunga The Fed, Topix Ditutup Menguat 11,1 Poin

Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/3/2018) karena investor tampak titak khawatir terhadap langkah Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuannya.
Bursa Jepang./.Reuters
Bursa Jepang./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Kamis (22/3/2018), karena investor tampak tidak khawatir terhadap langkah Federal Reserve yang menaikkan suku bunga acuannya.

Indeks Topix ditutup menguat 0,65% atau 11,1 poin ke level 1.727,39, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,99% atau 211,02 poin ke level 21.591,99.

Sektor elektronik menjadi pendorong utama indeks Topix, sementara sektor makanan dan minuman paling menekan indeks. Pada perdagangan Rabu (21/3) bursa saham AS jatuh setelah Fed menaikkan suku bungan acuan dan tidak mengubah prospek kenaikan tahun ini.

Keputusan tersebut, dianggap kurang hawkish daripada yang telah diperkirakan pasar dalam beberapa hari terakhir. The Fed memperkirakan laju kenaikan yang lebih agresif pada 2019 dan 2020, dengan alasan peningkatan prospek ekonomi.

"Hasil pertemuan itu sesuai dengan harapan dan Fed memegang pandangan yang kuat pada ekonomi AS, memberikan kenyamanan kepada pasar saham Jepang dan mendorong beberapa short-covering," kata Mitsuo Shimizu, analis ekuitas di Japan Asia Securities Co, seperti dikutip Bloomberg.

"Beberapa investor mungkin membeli saham menjelang hari ex-dividen," lanjutnya.

Dilansir Bloomberg, lebih dari 1.500 perusahaan di Topix akan kehilangan hak untuk menerima dividen berikutnya pada 28 Maret. Dampak ex-dividen akan menghapus 15,8 poin indeks dari Topix dan 162 yen dari Nikkei 225.

Sementara itu, yen memperpanjang kenaikan terhadap dolar karena para pelaku pasar masih menimbang implikasi dari pertemuan The Fed dan ketegangan perdagangan global, dengan Presiden Donald Trump akan mengumumkan sekitar tariff sekitar US$50 miliar terhadap China atas pelanggaran hak kekayaan intelektual.

"Fokus investor bergeser ke kebijakan perdagangan AS di China. Kekhawatiran atas proteksionisme dan apresiasi yen membebani pasar saham Jepang," kata Yoshihiro Ito, kepala analis di Okasan Online Securities Co. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper