Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Tunggu BI Rate, Rupiah Ditutup Rebound

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.748 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 6 poin atau 0,04% di posisi Rp13.771 per dolar AS.
Ilustrasi/MediumTermNotes.com
Ilustrasi/MediumTermNotes.com

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah kembali rebound dan ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (20/3/2018).

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.748 per dolar AS, setelah dibuka dengan pelemahan 6 poin atau 0,04% di posisi Rp13.771 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Senin (19/3), rupiah berakhir melemah 0,1% atau 14 poin di posisi Rp13.765. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.736 – Rp13.771 per dolar AS.

Rupiah menguat menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang menentukan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate. Dalam survei Bloomberg terhadap 9 analis, seluruhnya memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuannya pada level 4,25%.

Rupiah menguat seiring dengan pergerakan mata uang lain di kawasan Asia yang mayoritas menguat terhadap dolar AS. Dipimpin oleh won Korea Selatan yang menguat 0,27%.

Di sisi lain, yen Jepang dan peso Filipina melemah paling signifikan hari ini dengan pelemahan masing-masing 0,09%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,16% atau 0,146 poin ke level 89,9116 pada pukul 16.29 WIB.

Dolar AS menguat karena investor memposisikan diri menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang dimulai Rabu, yang secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga.

Meskipun kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin sudah diperkirakan pasar sebelumnya, investor sangat ingin mendengar apa yang pejabat The Fed katakan mengenai laju kenaikan suku bunga acuan di masa mendatang.

Pasar memperkirakan ada dua kali kenaikan suku bunga lanjutan setelah pertemuan pekan ini untuk sisa tahun ini, meskipun para analis memperingatkan bahwa jika mayoritas pembuat kebijakan Fed menargetkan empat tahun kenaikan tahun ini, dolar AS dapat menguat lebih lanjut.

"Pandangan yang meyakinkan tidak akan mengguncang dolar dari kisarannya karena tampaknya ada tekanan yang lebih struktural, tapi jika kita melihat banyak suara condong ke arah kenaikan suku bunga empat kali, itu mungkin sebuah game changer dalam jangka pendek," kata Richard Falkenhall, analis valuta asing senior di SEB, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper