Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Austindo Nusantara (ANJT) Bidik Pertumbuhan Pendapatan 5%

Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk., (ANJT) menargetkan pendapatan pada 2018 tumbuh 5% seiring dengan kenaikan penjualan produk minyak kelapa sawit.
Proses pemuatan buah kelapa sawit di perkebunan di Mamuju, Sulawesi Barat/Antara-Sahrul Manda Tikupadang
Proses pemuatan buah kelapa sawit di perkebunan di Mamuju, Sulawesi Barat/Antara-Sahrul Manda Tikupadang

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk., (ANJT) menargetkan pendapatan pada 2018 tumbuh 5% seiring dengan kenaikan penjualan produk minyak kelapa sawit.

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan menyampaikan, perseroan memerkirakan kenaikan pendapatan sebesar 5% year on year (yoy) pada 2018 sejalan dengan peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak kelapa sawit (CPO).

Tahun lalu, ANJT membukukan pendapatan senilai US$161,80 juta, naik 20,35% yoy dari sebelumnya US$134,44 juta, sedangkan laba bersih melonjak 415,43% yoy menuju US$47,42. Artinya, pada 2018 pendapatan perusahaan diperkirakan meningkat menjadi US$169,89 juta.

Dari sisi operasional, produksi CPO pada 2018 diperkirakan naik 4,3% yoy menjadi 219.284 ton dari tahun lalu sejumlah 210.248 ton.

Hasil panen tandan buah segar (TBS) juga diprediksi meningkat 6,1% yoy menuju 774.567 ton dari pencapaian 2017 sebesar 730.356 ton. Adapun, produksi palm kernel (PK) diestimasi tumbuh 3,1% yoy menjadi 45.402 ton dari sebelumnya 44.037 ton.

Pada 2017, produksi TBS, CPO, dan PK masing-masing tumbuh 10,1% yoy, 18,6% yoy, dan 15% yoy. Selain produksi kebun milik perseroan meningkat, ANJT juga menambah pembelian dari petani.

“Sejalan dengan peningkatan jumlah produksi TBS, pembelian TBS dari petani juga meningkat. Ini memberi dampak positif pada kenaikan jumlah produksi CPO kami,” paparnya dalam siaran pers, Selasa (19/3/2018).

Lucas menjelaskan, pada 2017 kebun di Ketapang, Kalimantan Barat, masih belum berproduksi secara optimal karena usia pohon yang cenderung muda. Pada 2018, akan ada penambahan jumlah area yang bisa dipanen, sedangkan area yang telah dipanen tahun sebelumnya produksinya semakin meningkat.

Adapun, kebun Sumatera Utara I baru kembali stabil pada kuartal III/2017 setelah mengalami kemarau panjang sejak 2016. Diharapkan hasil panen semakin baik pada tahun ini. ANJT juga akan melakukan peremajaan di kebun Belitung dan Sumatera Utara I dengan total area seluas 1.500 hektar (ha).

Di samping penambahan produksi, kinerja perseroan ditopang harga jual CPO. Tahun lalu, harga jual rata-rata CPO perseroan naik 3,7% yoy. Menurut Lucas, berdasarkan analisis dari pihak ketiga dan GAPKI, manajemen optimistis harga CPO memiliki tren positif dalam jangka panjang.

ANJT juga berupaya memperluas pasar ekspor yang dapat memberikan harga terbaik. India menjadi salah satu negara tujuan pemasaran karena kebutuhan CPO di negara tersebut sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper