Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Aneka Industri Tahan IHSG Merah di Akhir Sesi I

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (19/3/2018), dengan sektor aneka industri memimpin pelemahan mayoritas sektor.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (19/3/2018), dengan sektor aneka industri memimpin pelemahan mayoritas sektor.

IHSG melemah 0,09% atau 5,52 poin ke level 6.299,43 di akhir sesi I, setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,16% atau 10,38 poin di level 6.315,33.

Adapun pada perdagangan Jumat (16/3), IHSG berakhir melemah 0,27% di posisi 6.304,95, pelemahan untuk hari keempat berturut-turut.

Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak pada kisaran 6.277,76 - 6.319,65. Sebanyak 147 saham menguat, 172 saham melemah, dan 253 saham stagnan dari 572 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG bergerak negatif dengan tekanan utama sektor aneka industri (-1,20%) dan industri dasar (-0,92%). Adapun tiga sektor lainnya bergerak positif, dipimpin infrastruktur yang menguat 0,64%.

Bersama IHSG, mayoritas indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau melemah siang ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,18%), indeks FTSE Malay KLCI (+0,10%), indeks PSEi Filipina (-0,71%), dan indeks SE Thailand (-0,21%).

Secara keseluruhan, pergerakan bursa saham di Asia bergerak variatif siang ini, dengan saham Jepang menurun saat drama politik negara tersebut membebani sentimen investor.

Bursa Asia juga terbebani langkah Apple Inc. yang dikabarkan akan melakukan investasi signifikan dalam hal pengembangan layar MicroLED generasi berikutnya.

Fokus pasar berikutnya akan tertuju pada pertemuan kebijakan moneter The Federal Reserve yang pertama kali dipimpin Jerome Powell sebagai Gubernur The Fed, demi mendapat petunjuk proyeksi jumlah kenaikan suku bunga tahun ini.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper