Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Ambles, Masih Tertekan Kenaikan Suku Bunga AS

Harga emas menyentuh penurunan mingguan terbesar dalam 3 pekan lantaran tekanan dari dolar AS yang lebih kuat dan ekspektasi kenaikan suku bunga yang realisasinya semakin dekat.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menyentuh penurunan mingguan terbesar dalam 3 pekan lantaran tekanan dari dolar AS yang lebih kuat dan ekspektasi kenaikan suku bunga yang realisasinya semakin dekat.

Harga emas spot pada penutupan perdagangan Jumat (16/3) ditutup melemah sekitar 0,3% menjadi US$1.312,30 per troy ounce. Adapun harga emas Comex kontrak teraktif April 2018 turun sekitar 0,4% menjadi US$1.314,24 per troy ounce.

Pelemahan berlanjut hingga Senin (19/3) pagi. Harga emas spot melemah 2,11% menjadi US$1.312,13 per troy ounce pada pukul 10.00 WIB. Pada waktu yang sama, harga emas Comex menurun 0,60% menuju US$1.311,70 per troy ounce.

Kendati demikian, Managing Partner of COM Group Jeffrey Christian menuturkan bahwa harga emas masih mendapat dukungan, yaitu oleh ketidakpastian politik AS dan kekhawatiran terhadap tarif baja dan aluminium yang dapat mengganggu perdagangan global.

“Dukungan teknis untuk emas mencapai 100 hari dengan rata-rata pergerakan sekitar US$1.304 per troy ounce, yang secara psikologis level pentingnya US$1.300 per troy ounce dan moving average 200 hari di US$1.290 per troy ounce,” papar Christian.

Senior market strategist di RJO Futures Bob Haberkorn menuturkan, faktor-faktor ini [politik AS dan tarif perdagangan Trump] menjaga emas di atas US$1.300 per troy ounce. Namun menurutnya hal tersebut lebih merupakan ‘pola bertahan’ dan umumnya mendukung kondisi daripada sesuatu yang menaikkan harga secara signifikan.

Analis Mitsubishi Jonathan Butler menegaskan, ada banyak kebingungan di pasar tentang strategi Gedung Putih pada setiap isu besar makro. Namun hal itu cukup memberi dukungan pada emas yang selama ini ditekan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga.

Bullion sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena menaikkan imbal hasil obligasi dan membuat logam mulia tidak diminati. Suku bunga yang lebih tinggi juga mendorong penguatan dolar sehingga emas menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Valbury Sekuritas Indonesia dalam publikasi risetnya hari ini (19/3) menuturkan level support emas berada di US$1.302,45, sementara level resitan berada di US$1.330,02 per troy ounce. Perusahaan pialang tersebut merekomendasikan jual (sell) pada level US$1.315 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper