Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Perang Dagang Masih Berlanjut, Dolar AS Melemah

Dolar AS melemah pada perdagangan Kamis (15/3/2018) karena kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan global membebani minat investor terhadap aset berisiko.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS melemah pada perdagangan Kamis (15/3/2018) karena kekhawatiran mengenai ketegangan perdagangan global membebani minat investor terhadap aset berisiko.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,06% atau 0,057 poin ke level 89,647 pada pukul 8.36 WIB.

Dolar juga tercatat melemah 0,4% atau 0,43 poin terhadap yen Jepang ke level 105,89, turun dari puncak tertinggi hari Selasa di level 107,30 yen, tertinggi sejak 28 Februari.

Dilansir Reuters, pelaku pasar masih khawatir dengan peningkatan proteksionisme di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump, dengan bursa saham AS merosot pada perdagangan Rabu setelah Trump berusaha menerapkan tarif impor baru terhadap China.

"Ketakutan akan perang dagang yang meningkat dengan China memberikan tekanan terhadap pasar global, sehingga investor mengambil sikap defensif," ungkap Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia Pasifik untuk Oanda di Singapura, seperti dikutip Reuters.

Dengan latar belakang ini, aset safe haven termasuk yen telah mendapat dukungan, tambah Innes.

Pemerintahan Trump menekan China untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan AS sebesar US$100 miliar, ungkap pernyataan Gedung Putih pada hari Rabu (14/3).

Selain itu, Larry Kudlow, direktur dewan ekonomi nasional Gedung Putih, mengatakan pada bahwa China telah mendapat tanggapan keras dari AS dan negara-negara lain mengenai perdagangan.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Kudlow mengatakan bahwa dia ingin melihat dolar AS "sedikit lebih kuat daripada saat ini."

Kudlow menambahkan bahwa dolar yang kuat dan stabil penting bagi kesehatan ekonomi AS dan bahwa dia tidak memiliki alasan untuk percaya bahwa Trump tidak setuju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper