Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P 500 dan Dow Jones Terbebani Tarif Impor Trump

Pergerakan indeks S&P 500 dan Dow Jones berakhir di zona merah pada perdagangan Senin (12/3/2018), setelah rencana pengenaan tarif yang telah ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Donald Trump pekan lalu membebani industri.
Bursa Wallstreet/Reuters
Bursa Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks S&P 500 dan Dow Jones berakhir di zona merah pada perdagangan Senin (12/3/2018), setelah rencana pengenaan tarif yang telah ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Donald Trump pekan lalu membebani industri.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,62% atau 157,13 poin di level 25.178,61 dan indeks S&P 500 turun 0,13% atau 3,55 poin di 2.783,02. Adapun indeks Nasdaq Composite mampu naik 0,36% atau 27,51 poin dan ditutup di level 7.588,32.

Saham perusahaan seperti Boeing Co. turun 2,9% dan Caterpillar Inc. turun 2,4%, mendapat tekanan dari langkah proteksionisme Trump terhadap impor baja dan aluminium yang dapat meningkatkan biaya sekaligus menghambat penjualan di luar negeri.

Saham Boeing dan Caterpillar mengalami penurunan terbesar pada Dow Jones.

Pekan lalu Presiden Trump melunakkan sikapnya dengan mengecualikan Kanada dan Meksiko dari pengenaan tarif impor. Negosiasi terus berlanjut saat Uni Eropa dan Jepang juga mengupayakan pengecualian.

“Perusahaan industri multinasional besar di dunia semua terpukul dengan kekhawatiran bahwa mereka akan menjadi sasaran sanksi pembalasan,” kata Robert Phipps, seorang direktur di Per Stirling Capital Management di Austin, seperti dikutip Reuters.

Kekhawatiran tentang dampak yang mungkin terjadi dari pengenaan tarif tersebut sebagian besar mengikis optimisme, berdasarkan angka pertumbuhan upah dari data pekerjaan yang dirilis Jumat (9/3), bahwa The Federal Reserve akan bertahan pada proyeksi tiga kali kenaikan suku bunga tahun ini.

Tetap saja, angka-angka tersebut mengindikasikan prospek positif untuk saham meski mengalami penurunan hari ini, menurut Anwiti Bahuguna, manajer portofolio senior di Columbia Threadneedle di Boston.

“Kami telah melihat pertumbuhan upah yang stabil dan sederhana, tidak ada yang dianggap berbahaya bagi pasar ekuitas,” kata Bahuguna.

Bahkan dengan penurunan pada sesi perdagangan Senin, indeks S&P 500 hanya 3,1% di bawah rekor tertinggi yang dicatatkan pada 26 Januari, sedangkan Nasdaq telah pulih dari kerugiannya atas aksi jual bulan lalu.

Pergerakan Nasdaq sebagian diangkat oleh tanda-tanda penolakan resmi lebih lanjut atas tawaran sebesar US$117 miliar dari Broadcom Ltd untuk pembuat chip grafis AS Qualcomm Inc.

Sementara itu, saham Micron Technology naik 8,8% ke US$59,37 setelah analis di Nomura menaikkan target mereka untuk saham itu menjadi US$100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper