Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Digoyang Skandal Kronisme, Topix & Nikkei Tetap Melaju

Bursa saham Jepang berhasil memperpanjang penguatannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (12/3/2018), didorong optimisme seputar ekonomi Amerika Serikat (AS).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berhasil memperpanjang penguatannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Senin (12/3/2018), didorong optimisme seputar ekonomi Amerika Serikat (AS).

Bursa Jepang terus menguat bahkan setelah Menteri Keuangan Taro Aso menolak untuk mengatakan apakah akan bertanggung jawab atas skandal penjualan lahan yang berkaitan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan kenaikan 1,47% atau 25,19 poin di level 1.740,67 dan berakhir menguat 1,51% atau 25,82 poin di level 1.741,30. Dari 2.057 saham pada indeks Topix, 1.705 saham di antaranya menguat, 307 saham melemah, dan 45 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. dan Honda Motor Co. Ltd. yang masing-masing menguat 2,46% dan 3,20% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir menguat 1,65% atau 354,83 poin di level 21.824,03, setelah dibuka dengan kenaikan 1,66% atau 356,90 poin di posisi 21.826,10.

Sebanyak 212 saham menguat, 12 saham melemah, dan 1 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham FANUC Corp. yang menanjak 4,09% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei, diikuti Tokyo Electron Ltd. (+3,14%) dan Fast Retailing Co. Ltd. (+1,44%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau menguat 0,16% atau 0,17 poin ke posisi 106,64 per dolar AS pada pukul 13.58 WIB, setelah berakhir melemah 0,55% di posisi 106,81 pada perdagangan Jumat (9/3).

Pemerintah Jepang kembali digoyang skandal yang melibatkan PM Shinzo Abe dan Menteri Keuangan Taro Aso. Skandal yang pertama kali mencuat pada 2017 tersebut menyeret keduanya yang dianggap telah melakukan mark up dalam proses jual beli lahan untuk sekolah.

Skandal itu juga diketahui ikut menyeret istri PM Abe. Aso sendiri telah meminta maaf atas keterlibatan kementeriannya dalam 14 kasus perubahan dokumen terkait penjualan lahan milik pemerintah kepada yayasan pendidikan Moritomo Gakuen.

Aso menambahkan bahwa perubahan tersebut tidak dilakukan untuk melindungi PM Abe ataupun istrinya. Kepala pajak Nobuhisa Sagawa, yang mengundurkan diri pada hari Jumat (9/3), disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Nama Abe telah dihapus dari versi asli dokumen untuk diserahkan kepada parlemen, menurut salinan laporan kementerian keuangan mengenai kasus tersebut.

Anggota parlemen oposisi pada Minggu (11/3) mengatakan bahwa Aso, yang juga bertindak sebagai wakil Abe, harus bertanggung jawab jika dikonfirmasikan bahwa pihak kementerian merusak dokumen-dokumen itu.

“Untuk sementara isu ini akan membatasi penguatan ekuitas Jepang, tapi bukan sesuatu yang akan membuat saham menjadi tren menurun,” kata Soichiro Monji, general manager Daiwa SB Investments Ltd.

Di sisi lain, perusahaan elektronik dan otomotif menjadi pendorong terbesar terhadap Topix hari ini setelah indeks S&P 500 menguat 1,7% pada perdagangan Jumat (9/3).

Rilis data payroll AS pada Jumat meyakinkan investor bahwa ekonomi Amerika terus menguat tanpa laju kenaikan yang cepat atas upah pada bulan sebelumnya yang bisa memicu kekhawatiran inflasi.

Pada Februari 2018, jumlah pekerjaan AS bertambah sebanyak 313.000, melampaui perkiraan untuk kenaikan sebesar 205.000. Adapun data upah menunjukkan rata-rata pendapatan per jam meningkat 2,6% dari tahun sebelumnya atau meleset dari perkiraan sebesar 2,8%.

“Fakta bahwa kenaikan upah ada di bawah ekspektasi adalah sangat penting untuk ekuitas,” kata Yutaka Miura, analis teknikal senior di Mizuho Securities Co.

“Kekhawatiran bahwa laju kenaikan suku bunga dapat lebih besar dari antisipasi tiga atau empat kali tahun ini telah surut dan kita bisa mengharapkan laju kenaikan moderat dengan cara yang akan baik untuk saham,” lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper