Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mundurnya Gary Cohn Bikin Dolar Loyo, Rupiah Rebound

Rupiah tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 16 poin atau 0,12% ke level Rp13.760 per dolar AS, setelah mata uang Garuda dibuka menguat 18 poin atau 0,13% ke posisi Rp13.758 per dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil ditutup rebound pada pengujung perdagangan hari ini, Rabu (7/3/2018). Kurs Garuda di pasar spot ditutup menguat 16 poin atau 0,12% ke level Rp13.760 per dolar AS, setelah dibuka menguat 18 poin atau 0,13% ke posisi Rp13.758 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Selasa (6/3/2018), rupiah ditutup melemah 14 poin atau 0,1% ke level Rp13.776. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.750 – Rp13.777 per dolar AS.

Dilansir Bloomberg, rupiah menghentikan penurunan selama enam hari berturut-turut karena dolar AS turun menyusul pengunduran diri penasihat ekonomi utama Presiden Donald Trump.

Analis mata uang senior DBS di Singapura, Philip Wee mengatakan ada aksi jual dolar AS setelah pengunduran diri penasihat ekonomi utama Presiden Trump, Gary Cohn.

Adapun mata uang lainnya di Asia terpantau cenderung bervariasi sore ini. Penguatan mata uang Asia dipimpin oleh won Jepang yang naik 0,65%, disusul yen Jepang yang menguat 0,43%.

Di sisi lain, pelemahan terdalam dialami oleh yuan Offshore yang melemah 0,14%, diikuti baht Thailand yang melemah 0,11%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,12% atau 0,107 poin ke posisi 89,511 pada pukul 17.01 WIB.

Monex Investindo Futures (MIF) menuturkan, berita pengunduran diri Cohn memicu volatilitas tinggi di awal perdagangan Rabu (7/3). Dolar AS melemah cukup tajam seiring dengan kekhawatiran pasar akan ketidakstabilan politik di AS.

“Dolar AS masih berisiko melemah usai berita ini menjelang 2 data penting hari ini: data ADP Non—Farm Employment Change dan persediaan minyak mentah AS dari Badan Energi Internasional (EIA),” paparnya dalam publikasi risetnya, Rabu (7/3/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper