Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Ingin Naikkan Subsidi Energi, Ini Kata Analis

Rencana pemerintah untuk menambah subsidi energi berpotensi menggerus kepercayaan investor terhadap komitmen pemerintah terhadap efektivitas anggaran.
Pengunjung beraktivitas di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham, di Jakarta, Senin (19/2/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Pengunjung beraktivitas di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham, di Jakarta, Senin (19/2/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana pemerintah untuk menambah subsidi energi berpotensi menggerus kepercayaan investor terhadap komitmen pemerintah terhadap efektivitas anggaran.

Anil Kumar, Fixed Income Analyst Ashmore Asset Management Indonesia, mengatakan bahwa pemerintah saat ini berada pada posisi cukup sulit. Di satu pihak, bila pemerintah memutuskan menaikkan tarif dasar listrik dan harga BBM, target pertumbuhan ekonomi akan terganggu.

Memang, investor obligasi, terutama asing, kemungkinan akan mengapresiasi langkah ini sebab target-target anggaran pemerintah tidak terganggu dan peringkat surat utang pemerintah pun akan stabil. Namun, investor di pasar saham bisa menganggap ini sebagai sentimen negatif bagi kinerja ekonomi dan korporasi.

Di pihak lain, bila pemerintah memutuskan untuk menambah subsidi, kinerja perekonomian nasional masih bisa diharapkan berada di jalur yang sesuai target. Namun, hal ini menjadi sentimen jelek bagi pasar obligasi.

Penambahan subsidi, sebesar apapun itu, akan dinilai negatif sebab pemerintah menunjukkan inkonsistensi terhadap kebijakan awal untuk memprioritaskan investasi dibandingkan subsidi konsumsi.

“Tinggal sekarang mana yang lebih penting bagi pemerintah. Saya melihat, kredibilitasnya yang akan terdampak. Kita bikin bagus 5 tahun, tetapi sekali saja jadi jelek maka kredibilitasnya kacau. Itu yang juga harus dipikirkan pemerintah,” katanya, Rabu (7/3/2018).

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research MNC Sekuritas, mengatakan bahwa kenaikan harga minyak dunia memang menuntut respons segera dari pemerintah. Bila diserahkan pada mekanisme pasar, inflasi akan meningkat dan hal tersebut justru menjadi sentimen politik yang negatif jelang pemilu 2019.

Namun, keputusan pemerintah untuk menambah subsidi akan menyebabkan anggaran membengkak. Emisi obligasi kemungkinan akan meningkat untuk menutup tambahan defisit.

“Ini berarti memang harus ada yang di-manage. Kalau subsidi energi ditambah, lalu mana subsidi yang dikurangi untuk mempertahankan agar gap defisit anggarannya tidak semakin melebar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper