Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Asia Menguat, Rupiah Malah Loyo Pada Akhir Perdagangan Pekan Ini

Nilai tukar rupiah berakhir melemah pada pengujung perdagangan pekan ini, Jumat (2/3/2018), saat mayoritas mata uang Asia justru terapresiasi terhadap dolar AS. Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi dalam pasar obligasi dan mata uang sejak Rabu (28/2) pagi untuk mengelola volatilitas rupiah.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir melemah pada pengujung perdagangan pekan ini, Jumat (2/3/2018), saat mayoritas mata uang Asia justru terapresiasi terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup melemah tipis 0,07% atau 9 poin di Rp13.757 per dolar AS. Padahal, mata uang Garuda sempat melanjutkan penguatannya ke posisi 13.733, setelah membukukan rebound 0,02% atau 3 poin di level 13.748 pada perdagangan Kamis (1/3/2018). Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.733 – Rp13.777 per dolar AS.

Doddy Zulverdi, Direktur Eksekutif untuk Manajemen Moneter Bank Indonesia, sebelumnya menyatakan Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi dalam pasar obligasi dan mata uang sejak Rabu (28/2) pagi untuk mengelola volatilitas rupiah.

Menurut kepala bidang treasury di PT Bank Central Asia Branko Windoe, meski upaya intervensi BI di pasar valuta asing valas membantu menjaga stabilitas, volatilitas akan muncul kembali sebelum pertemuan The Federal Reserve bulan ini, serta dengan lebih banyak data ekonomi AS yang dirilis.

“Rupiah di posisi 13.700 akan menjadi ekuilibrium baru sampai kita mendapatkan lebih banyak kejelasan dari The Fed,” lanjut Windoe, seperti dikutip Bloomberg.

Apabila, tambahnya, terdapat peningikatan prospek atas penaikan suku bunga oleh The Fed lebih dari tiga kali, maka volatilitas akan bertahan sampai akhir tahun.

Adapun mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat sore ini, dipimpin ringgit Malaysia sebesar 0,64% dan won Korea Selatan yang terapresiasi 0,54%. Selain rupiah, dolar Hong Kong terpantau melemah 0,02% pada pukul 17.08 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,17% atau 0,150 poin ke level 90,174 pada pukul 16.58 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,078 poin atau 0,09% di level 90,246, setelah pada perdagangan Kamis (1/3) berakhir melemah 0,32% di posisi 90,324. Dolar AS melemah menyusul pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengenakan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan 10% terhadap impor aluminium.

Dilansir Reuters, pemerintahan Trump mengatakan bahwa tarif tersebut akan melindungi industri di AS. Namun dolar AS dan bursa saham Wall Street bereaksi merosot karena rencana tersebut memicu kekhawatiran akan perang dagang antar negara.

Sebelum pengumuman Trump, dolar AS telah menikmati rebound dari level terendah tiga tahun karena komentar bernada hawkish Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS tersebut akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali tahun ini.

“Dolar tampak telah jenuh jual pada bulan Februari, dengan tingkat kenaikan melebihi batas. Sebelum wacana tarif Trump, beberapa kenaikan itu terkoreksi, namun pengumumannya membuat dolar kembali ke titik awal,” kata Yukio Ishizuki, analis mata uang senior di Daiwa Securities, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper