Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Modal Menanti Tuah Tahun Politik

Padatnya agenda politik dalam 2 tahun ke depan diprediksi akan memperlancar pergerakan ekonomi. Iklim investasi di pasar modal diyakini juga akan stabil, meskipun potensi munculnya kegaduhan politik masih tetap ada.
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung mengambil gambar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia Jakarta, Senin (22/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Padatnya agenda politik dalam 2 tahun ke depan diprediksi akan memperlancar pergerakan ekonomi. Iklim investasi di pasar modal diyakini juga akan stabil, meskipun potensi munculnya kegaduhan politik masih tetap ada.

Optimisme pelaku pasar juga terus meningkat sejalan dengan berbagai kebijakan yang diterbitkan pemerintah pada tahun politik ini, di mana akhir-akhir ini pemerintah selalu mengeluarkan keputusan yang cukup populis.

Pertama, mempertahankan tarif dasar listrik. Padahal seperti diketahui harga batu bara cukup tinggi. Namun secara mengejutkan pemerintah telah menetapkan batas khusus untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Kedua, pemerintah mempertahakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yakni premium. Kenaikan harga hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yakni Pertalite dan Pertamax.

Ketiga, banyak program sosial pemerintah yang meningkatkan konsumsi masyarakat.

Keempat, belanja anggaran akan meningkat, dan kelima dana dari partai politik yang akan mengalir deras ke masyarakat dalam rangka pelaksanaan pilkada serentak, baik dana secara langsung maupun tidak langsung.

"Setiap musim pemilu itu akan menggerakkan ekonomi. Kebijakan populis dikeluarkan, konsumsi meningkat. Dengan demikian saham emiten konsumer akan bagus," kata Executive Vice President Intermediaru Business PT Schroders Investment Management Indonesia Renny Raharja dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (1/3/2018).

Menurutnya, sampai tahun depan pemerintah akan berupaya mempertahankan stabilitas ekonomi. Hal ini akan berdampak besar pada kondisi pasar saha. Renny menilai, minat investor untuk terus menanamkan danamnya di pasar modal juga terbilang stabil.

Stau-satunya sektor yang cukup terpengaruh adalah sektor riil, yang khawatir akan ada perubahan kebijakan jika terjadi pergantian kepemimpinan. Atas dasar itulah investor sektor riil masih wait and see hingga tahun depan.

"Kalau pasar modal masih cukup bagus, riil yang menunggu. Mereka belum berani eksekusi saat ini karena masih pemilu," ujarnya.

Hal senada dikatakan Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners Vivian Secakusuma. Kata dia, banyak investor yang menanyakan stabilitas pergerakan harga saham selama pelaksanaan agenda politik lima tahunan ini.

Namun menurutnya, perlahan investor m,mulai menyadari bahwa pelaksanaan pilkada dan pemilu tidak akan berdampak cukup besar terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). "Kalau berdampak paling hanya setengah hari," kata dia.

Kata Vivian, asumsi ini telah terbukti sejak pelaksanaan Pemilu 2014 dan Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Dia menambahkan, tahun ini merupakan masa emas emiten konsumer. Pasalnya peredaran uang di masyarakat akan terus meningkat.

Sejauh ini, Bank Indonesia juga belum mengindikasikan rencana menaikkan suku bunga. Artinya, bunga kredit perbankan masih bertahan sehingga aliran dana masih berjalan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper