Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOSS Bidik Marjin Laba 25%

Emiten batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk., (BOSS) membidik marjin laba bersih sekitar 25% dari estimasi pendapatan 2018 senilai US$60 juta.
Komisaris PT Borneo Olah Sarana Sukses Johannes Halim (kiri) berbincang dengan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko, di sela-sela kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Kamis (7/12)./JIBI-Dwi Prasetya
Komisaris PT Borneo Olah Sarana Sukses Johannes Halim (kiri) berbincang dengan Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Chamdan Purwoko, di sela-sela kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Kamis (7/12)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten batu bara PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk., (BOSS) membidik marjin laba bersih sekitar 25% dari estimasi pendapatan 2018 senilai US$60 juta.

Direktur BOSS Widodo Nurly Sumady menyampaikan, tahun lalu perusahaan mengantongi pendapatan sekitar US$20 juta. Pada 2018, nilai penjualan diperkirakan meningkat tiga kali lipat menjadi US$60 juta.

Faktor utama yang mendongrak pendapatan ialah upaya meningkatan produksi dari 200.000-an per ton pada 2017 menjadi 800.000 ton pada tahun ini. Adapun, marjin laba bersiih diperkirakan mencapai 25%, atau sekitar US$15 juta.

"Kami targetkan volume penjualan dan pendapatan bisa naik 3 kali lipat, [marjin laba] sekitar 25%," tuturnya, Kamis (15/2/2018).

Per kuartal III/2017 perusahaan membukukan penjualan senilai Rp120,6 miliar dan laba bersih Rp20,8 milar.

Widodo Nurly Sumady menuturkan, perusahaan sudah mengantongi kontrak penjualan sebesar 400.000 ton sampai Juni 2018. Volume tersebut sudah mencapai 50% target produksi tahun ini sejumlah 800.000 ton.

"Kami sudah full booked 6 bulan ke depan. Kini kami sedangkan negosiasi lagi dengan pembeli untuk setahun ke depan," tuturnya, Kamis (15/2/2018).

Saat ini, komposisi pasar perseroan ialah 60% ekspor ke Jepang, dan 40% dari domestik. Ke depannya, dengan target produksi dan penjualan 800.000 ton, komposisi pasar ekspor dan dalam negeri bisa berimbang 50-50.

Terkait kontrak penjualan, perusahan memakai formula indeks floating. Artinya, harga jual produk BOSS mengikuti tren pergerakan harga jual batu bara global Newcastle.

"Kalau pakai harga fix rugi kita, karena tren harga batu bara naik terus. Bahkan kalau untuk ekspor ke Jepang harga kita bisa di atas HBA [Harga Batu bara Acuan]," paparnya.

Menurut Widodo, konsumen Jepang menyukai batu bara berkalori tinggi, sehingga menjadi pasar utama bagi BOSS. Bahkan, perseroan mendapatkan pendanaan dari pemerintah Negeri Sakura.

Pada 2016, BOSS memiliki kerja sama dengan Japan Oil, Gas & Metal National Corporation (JOGMEC) untuk memasok 2 juta ton batu bara ke pasar Jepang selama 7 tahun. Sebagai gantinya, JOGMEC menginjeksi dana sebanyak US$3 juta untuk dana eksplorasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper