Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Jepang Kian Lesu Jelang Rilis Laporan Inflasi AS

Pelemahan dua indeks saham acuan Jepang berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (14/2/2018), saat nilai tukar yen terus terapresiasi terhadap dolar AS.
Bursa Jepang Melemah/REUTERS-Yuya Shino
Bursa Jepang Melemah/REUTERS-Yuya Shino

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan dua indeks saham acuan Jepang berlanjut pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (14/2/2018), saat nilai tukar yen terus terapresiasi terhadap dolar AS.

Indeks Topix hari ini dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,14% atau 2,38 poin di level 1.719,16 dan berakhir melemah 0,82% atau 14,06 poin di level 1.702,72. Pada perdagangan Selasa (13/2), Topix ditutup melemah 0,88% atau 15,19 poin di posisi 1.716,78.

Dari 2.059 saham pada indeks Topix, 431 saham di antaranya menguat, 1.576 saham melemah, dan 52 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. (-2,12%) dan SoftBank Group Corp. (-2,41%) menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada perdagangan hari ini.

Adapun Nikkei 225 hari ini berakhir melemah 0,43% atau 90,51 poin di level 21.154,17, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,03% atau 6,56 poin di posisi 21.251,24.

Sebanyak 70 saham menguat, 151 saham melemah, dan 4 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham SoftBank Group Corp. yang drop 2,41% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei hari ini, diikuti FANUC Corp. (-1,38%) dan Nitto Denko Corp. (-4,15%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,61% atau 0,66 poin ke posisi 107,16 per dolar AS pada pukul 13.50 WIB, apresiasi di hari ketiga berturut-turut. Pada Selasa (13/2), yen berakhir menguat 0,77% atau 0,84 poin di posisi 107,82.

Dilansir Bloomberg, bursa saham Jepang melemah akibat tertekan apresiasi terus-menerus yen terhadap dolar AS menjelang rilis laporan inflasi AS pada hari ini waktu setempat.

Saham teknologi dan otomotif menjadi penekan terbesar terhadap indeks Topix, saat mata uang Jepang tersebut berhasil melewati level resistance penting untuk mencapai level tertinggi dalam 15 bulan terhadap dolar AS.

Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) Jepang dilaporkan naik 0,5% secara tahunan pada kuartal keempat, lebih rendah daripada ekspektasi para ekonom.

“Jika data CPI (indeks harga konsumen) AS malam ini memacu kekhawatiran inflasi, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun akan kembali meningkat, menuju ke arah 2,9%, dan pelaku pasar menjual saham Jepang terlebih dahulu atas potensi adanya aksi jual pada saham AS,” kata Yutaka Miura, seorang analis teknikal senior di Mizuho Securities Co. di Tokyo.

“Berdasarkan indikator teknis dan valuasi, bisa dikatakan pasar saat ini berada di posisi bottom. Tapi, sayangnya, saat ini pergerakan pasar Jepang dipengaruhi kondisi pasar finansial AS,” lanjut Miura.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper