Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Toyota & Nippon Turun, Indeks Topix & Nikkei 225 Jepang Ditutup Melemah

Pergerakan dua indeks saham acuan Jepang kompak tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan pertama pekan ini, Selasa (13/2/2018), pasca libur nasional, akibat tertekan apresiasi mata uang yen yang membebani prospek kinerja eksportir.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dua indeks saham acuan Jepang kompak tergelincir ke zona merah pada akhir perdagangan pertama pekan ini, Selasa (13/2/2018) akibat tertekan apresiasi mata uang yen yang membebani prospek kinerja eksportir.

Indeks Topix pasca libur nasional hari ini dibuka dengan penguatan 1,11% atau 19,26 poin di level 1.751,23 dan berakhir melemah 0,88% atau 15,19 poin di level 1.716,78. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (9/2), Topix ditutup melorot 1,91% atau 33,72 poin di posisi 1.731,97.

Dari 2.059 saham pada indeks Topix, 627 saham di antaranya menguat, 1.362 saham melemah, dan 70 saham stagnan.

Saham Toyota Motor Corp. (-2,53%) dan Nippon Telegraph & Telephone Corp. (-4,36%) menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada perdagangan hari ini.

Adapun Nikkei 225 hari ini berakhir melemah 0,65% atau 137,94 poin di level 21.244,68, setelah dibuka dengan penguatan 1,17% atau 250,72 poin di posisi 21.633,34.

Sebanyak 41 saham menguat, 179 saham melemah, dan 5 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham Fast Retailing Co. Ltd. yang merosot 1,11% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Nikkei hari ini, diikuti Toyota Motor Corp. (-2,53%) dan FANUC Corp. (-0,69%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau lanjut menguat 0,54% atau 0,59 poin ke posisi 108,07 per dolar AS pada pukul 14.02 WIB, setelah pada Senin (12/2) berakhir menguat 0,12% atau 0,13 poin di posisi 108,66.

Dilansir Bloomberg, nilai tukar mata uang yen menguat terhadap dolar AS di tengah kekhawatiran bahwa pergolakan yang menggoyahkan pasar saham global pekan lalu belum usai.

“Aksi jual terhadap saham membebani pergerakan dolar terhadap yen. Dengan meningkatnya volatilitas, penjualan saham cenderung akan berdampak pada pasar finansial serta memacu investor untuk menyesuaikan posisi mereka terhadap eksposur pasar,” jelas Bart Wakabayashi, branch manager di State Street Bank & Trust Co., Tokyo.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper