Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WTI Ditutup Melemah

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 2,22% atau 1,37 poin ke level US$60,42 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 52% di atas rata-rata 100 hari.
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI
Harga minyak mentah Indonesia turun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah merosot ke level terendah dalam lima pekan terakhir pada perdagangan Kamis (8/2/2018) seiring melonjaknya pasokan minyak mentah AS ditambah dengan indikator teknis yang menandakan potensi penurunan harga lebih lanjut.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 2,22% atau 1,37 poin ke level US$60,42 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 52% di atas rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman April ditutup melemah 1,28 poin atau 1,95% ke level US$64,23 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, level terendah sejak Desember.

Dilansir Bloomberg, sejumlah indikator teknis seperti rata-rata pergerakan 50 hari dan indikator pasar lainnya menunjukkan penurunan tersebut mungkin belum akan berakhir. Formasi grafik negatif tersebut menyusul laporan minggu ini bahwa produksi minyak AS melonjak lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

"Narasi pasar jelas tidak bagus seiring dengan kenaikan yang kita lihat di produksi minyak AS," kata Bill O'Grady, kepala analis pasar di Confluence Investment Management, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (8/2/2018).

"Tidak ada keraguan bahwa produksi sudah pulih dan itu merupakan hal negatif," lanjutnya.

Sebelumnya, data Energy Information Administration yang dirilis Rabu (7/2/2018) menunjukkan produksi minyak mentah AS melonjak ke level tertinggi sepanjang masa 10,25 juta barel per hari pekan lalu.

Data tersebut menyusul sebuah perkiraan pemerintah bahwa output harian AS menembus 11 juta di bulan November, setahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya. Angka output AS saat ini lebih tinggi dari Arab Saudi yang memproduksi 10 juta barel perhari bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper