Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Ekonomi Inggris Menekan Pound Sterling, Investor Hati-hati

Mata uang pound sterling mengalami pelemahan paska rilis data Service PMI Inggris yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang pound sterling mengalami pelemahan paska rilis data Service PMI Inggris yang lebih rendah dari ekspektasi pasar.

Tercatat, pada penutupan perdagangan Senin (5/2), tercatat GBP/USD melemah ke 1,3980, penurunan 2 sesi berturut—turut, menjauhi level tertinggi dalam 1 bulan di 1,4264 pada 2 Februari 2018.

Sementara itu, pada perdagangan Selasa (6/2), harga melanjutkan pelemahan dengan bergerak turun 0,01% menjadi 1,3957 pada pukul 10.30 WIB.

GBP/USD terpantau melemah paska rilis data Services PMI Inggris kurang menggembirakan dari 54,2 menjadi 53,0 seiring dengan data ISM Non Manufacturing PMI AS yang positif di atas perkiraan 56,5 menjadi 59,9.

Dilansir dari Reuters, pound sterling melemah lantaran survei menunjukkan adanya perlambatan ekonomi di Inggris dan berita negatif seputar negosiasi Brexit yang melemahkan kepercayaan investor.

Data keuangan perusahaan IHS Markit mengatakan pada Senin bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar keenam di dunia itu tampak melambat menjadi 0,3% pada kuartal I/2018, turun 0,5% dari kuartal sebelumnya.

Kerugian sterling diperburuk oleh faktor risiko di pasar dimana sebagian besar saham Eropa turun lebih dari 1% karena investor membatalkan taruhan berisiko.

“Kami melihat beberapa tekanan, seperti obligasi yield AS yang tinggi, strategi suku bunga rata, dan secara umum pengaruh taruhan jangka panjang,” kata Alberto Gallo, kepala strategi makro di Algebis yang berbasis di London.

Pekan ini, Inggris dan Uni Eropa akan mengadakan perundingan resmi terkait Brexit, pertama kalinya sejak kesepakatan sementara pada Desember membuka diskusi hubungan masa depan mereka. Sementara investor tengah berhati—hati untuk mengejar mata uang ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper