Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Jual Tekan Bursa Eropa, Indekx Stoxx Melemah 1,1% di Awal Perdagangan

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 1,12% atau 4,34 poin ke level 383,73 pada pukul 15.43 WIB setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,31% di posisi 386,86. Indeks berada pada jalur untuk penurunan selama enam hari berturut-turut.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa dilanda aksi jual yang tajam dan terseret ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (5/2/2018).

Indeks Stoxx Europe 600 terpantau melemah 1,12% atau 4,34 poin ke level 383,73 pada pukul 15.43 WIB setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,31% di posisi 386,86. Indeks berada pada jalur untuk penurunan selama enam hari berturut-turut.

Dilaporkan Reuters, bursa eropa mengikuti pelemahan di bursa Asia, seiring meningkatnya ekspektasi inflasi dan kenaikan imbal hasil obligasi yang membawa dampak negatif pada pasar saham.

Di antara pasar bursa saham utama di Eropa, hanya bursa Spanyol dan Italia yang masih mencatat penguatan sejak awal tahun, sementara bursa saham Inggris mencatat kinerja terburuk di antara bursa lainnya.

Seluruh sektor pada indeks Stoxx berada di zona merah pada hari Senin. Aksi jual paling berimbas pada saham-saham dengan valuasi cenderung tinggi, dengan sektor teknologi melemah hingga 1,6%.

Produsen chip AMS, salah satu saham berkinerja terbaik Eropa tahun lalu, terpantau merosot 4,5%. Adapun saham Siltronic jatuh 3,7%, sedangkan saham BE Semiconductor turun 3%.

Sejumlah laporan kinerja emiten juga membebani sejumlah saham. Saham Ryanair turun 3,5% setelah maskapai tersebut memberikan nada hati-hati terhadap tarif dan potensi gangguan dari serikat pilot, meskipun melaporkan kenaikan laba.

Sektor pariwisata termasuk di antara saham dengan kinerja terburuk hari ini dengan pelemahan 1,3%, tertekan saham-saham maskapai penerbangan seperti Air France, easyJet, IAG dan Lufthansa.

Sementara itu, saham Fiat Chrysler turun 2,7% setelah sumber mengatakan pada Reuters bahwa Departemen Kehakiman AS sedang mengincar denda yang cukup besar dalam kasus emisi yang menjerat produsen mobil asal Italia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper