Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUK INVESTASI: Simak Proyeksi Imbal Hasil Reksa Dana 2018

Para manajer investasi mematok target yang cukup tinggi terkait imbal hasil atau return reksa dana. Rata-rata target yang dipatok adalah 12%-15% untuk reksa dana saham dan 9% untuk obligasi.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Para manajer investasi mematok target yang cukup tinggi terkait imbal hasil atau return reksa dana. Rata-rata target yang dipatok adalah 12%-15% untuk reksa dana saham dan 9% untuk obligasi.

Head of Investment Division PT BNI Asset Management Susanto Chandra menjelaskan, untuk pasar saham menurutnya akan terus positif karena kondisi ekonomi nasional dan global yang cukup stabil.

Menurutnya, agenda politik nasional seperti pilkada serentak dan persiapan pilpres tidak akan mengganggu pasar saham. Kata dia, pemerintah tidak akan menerbitkan kebijakan yang tidak populis pada tahun politik.

"Makanya kami cukup optimistis dengan menargetkan return 12%-15% untuk saham dan 8%-10% untuk fixed income," kata dia saat dihubungi Bisnis, Kamis (1/2/2018).

Dia meyakini, pada tahun ini masih banyak investor yang bakal masuk ke pasar saham, terutama untuk emiten big cap. Dengan demikian, potensi reksa dana untuk mencatatkan return tinggi sangat terbuka.

Tak jauh beda, PT Mandiri Management Investasi memprediksi pertumbuhan atau return reksa dana saham sekitar 11%-13% atau setara dengan prediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) perseroan. Tahun ini, Mandiri Investasi memprediksi IHSG akan berada pada kisaran Rp7.100-Rp7.200.

Adapun untuk obligasi, menurut Direktur Utama Mandiri Investasi Alvin Pattisahusiwa akan menghasilkan return 9%-10%. "Kalau return di reksa dana pasar uang akan mengikuti deposito," kata dia.

Optimisme Alvin itu ditopang oleh sejumlah faktor. Pertama kondisi makro ekonomi yang cukup positif, yakni dari sisi perpajakan, infrastruktur, serta dinamika politik. Kedua adalah membaiknya ekonomi global, baik di Amerika Serikat, Eropa, maupun China.

Ketiga dari sisi moneter suku bunga saat ini juga cukup rendah dan inflasi cukup terjaga. Keempat pertumbuhan mayoritas perusahaan telah membaik, terutama di sektor perbankan dan pertambangan, dan kelima konsumsi masyarakat akan meningkat sejalan dengan banyaknya agenda politik.

"Tahun ini ekspektasi kami Bank Indonesia juga akan menjaga suku bunga seperti sekarang. Pertumbuhan ekonomi juga diproyeksikan cukup baik untuk tahun ini," sambungnya.

Sementara itu, PT CIMB Principal Asset Management memproyeksikan imbal hasil instrumen saham sebesar 12,4% dan obligasi di kisaran 8%-9%. Faktor pendukungnya adalah investasi asing yang stabil, suku bunga terjaga, serta postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang mendukung.

"Juga ada kemungkinan kenaikan peringkat Indonesia kembali. Ini akan menjadi sentimen positif," kata Director Chief Investment Officer PT CIMB Principal Asset Management Priyanto Soedarsono.

Senada dengan Alvin, Priyanto memperkirakan inflasi pada tahun ini akan terkendali yakni di kisaran 3,4%-3,9%. Untuk saham, sektor yang bakal menjadi tulang punggung adalah konsumer, pertambangan, serta konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper