Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOJ Pertahankan Stimulus Moneter, Topix & Nikkei Sentuh Level Tertinggi Sejak 1991

Indeks Topix ditutup menguat 1,01% atau 19,15 poin ke level 1.911,07, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup naik 1,29% atau 307,82 poin ke level 24.124,15.
Bursa Jepang/Ilustrasi
Bursa Jepang/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup menguat ke level tertinggi dalam lebih dari 25 tahun terakhir setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneternya.

Indeks Topix ditutup menguat 1,01% atau 19,15 poin ke level 1.911,07, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup naik 1,29% atau 307,82 poin ke level 24.124,15.

Produsen elektronik memberikan dorongan terbesar pada kedua indeks yang menyentuh level penutupan tertinggi sejak 1991.

Pergerakan kedua indeks telah menguat sejak awal perdagangan setelah Kongres AS memilih untuk mengakhiri penghentian pemerintah federal dengan mengeluarkan RUU anggaran sementara.

Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) memutuskan untuk tidak mengubah stimulus moneternya serta mempertahankan proyeksi harganya.

“Tidak ada perubahan dalam sikap BOJ yang menunjukkan akan berlanjut dengan mempertahankan stimulusnya,” ujar Naomi Muguruma, senior market economist di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., sebelum rilis keputusan tersebut.

Namun, beberapa ekonom melihat potensi pengetatan di masa mendatang. Hampir separuh dari ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan bahwa langkah pertama pengetatan akan dilakukan menjelang akhir tahun ini.

Bahkan sebagian kecil pembuat kebijakan BOJ, menurut sumber terkait, menyatakan perlunya pembahasan di masa mendatang tentang normalisasi kebijakan, meski mereka sepakat bahwa program stimulus harus terus dipertahankan untuk beberapa lama.

Walaupun bank sentral mempertahankan prospek pertumbuhan ekonominya sebesar 1,4% untuk tahun fiskal yang dimulai pada bulan April, kisaran tersebut direvisi sedikit lebih tinggi menjadi antara 1,3% dan 1,5%, dari perkiraan 1,2% dan 1,4% pada bulan Oktober tahun lalu.

"Secara keseluruhan, prospek belum banyak berubah, namun kisaran PDB untuk fiskal 2018 sedikit direvisi lebih tinggi," kata Ayako Sera, analis Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd, seperti dilansir Bloomberg. "Ini merupakan nilai tambah bagi saham karena BOJ lebih percaya diri terhadap pertumbuhan,"

Kenaikan yen dapat membatasi kenaikan harga saham di tengah kekhawatiran pasar yang meluas mengenai potensi pergeseran kebijakan bank sentral, tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper