Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Defisit Perdagangan Tembaga Masih Akan Berlanjut

Pasar tembaga diperkirakan masih mengalami defisit di tahun ini seiring dengan pertumbuhan suplai yang lebih lambat dibandingkan permintaan. Kondisi defisit tersebut berpotensi mendorong peningkatan harga ratarata tembaga di 2018.
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov
Ilustrasi cincin tembaga./Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar tembaga diperkirakan masih mengalami defisit di tahun ini seiring dengan pertumbuhan suplai yang lebih lambat dibandingkan permintaan. Kondisi defisit tersebut berpotensi mendorong peningkatan harga rata–rata tembaga di 2018.

Warren Patterson, Ahli Strategi Komoditas di perusahaan jasa keuangan multinasional ING Groep NV, menuturkan bahwa logam dasar termasuk tembaga mengalami penurunan harga sejak Selasa lalu, lantaran investor fokus pada mata uang dolar Amerika Serikat disamping adanya pasokan yang cukup banyak di pasar fisik.

“Mungkin ada sedikit profit taking pada pasar tembaga,” kata Patterson, seperti dilansir Bloomberg, dikutip Kamis (18/1/2018).

Patterson menambahkan bahwa meningkatnya persediaan pada awal tahun ini dan harga spot London Metal Exchange (LME) di bawah harga futures menunjukkan bahwa pembeli tidak terburu—buru untuk mengamankan tembaga.

Kendati di awal tahun ini mengalami pelemahan, beberapa analis masih optimistis pada pergerakan harga logam industri ini, bahkan melihat kecenderungan reli harga potensial berlanjut.

Pada penutupan perdagangan Rabu (17/1), harga tembaga di LME melemah 44 poin atau 0,62% menjadi US$7.034 per ton. Angka itu merupakan level terendah sejak 20 Desember 2017 di level US$7.044 per ton.

Harga tembaga telah menembus level US$7.000 untuk pertama kalinya dalam tiga tahun seiring dengan antusiasme atas pertumbuhan perdagangan di China dan permintaan dari industri kendaraan listrik.

Komoditas logam tersebut telah mencatat penguatan 7,2% pada Desember, mengakhiri kenaikan tahunan tebesar dalam delapan tahun, namun mulai terkoreksi lagi pada bulan ini. Harga tercatat telah melemah 2,3% sepanjang tahun ini.

Komisi tembaga negara bagian Chile/Chilean Copper Commission (Cochilco) pada Rabu lalu menaikkan perkiraan harga rata–rata tembaga di 2018 menjadi US$3,06 sen per pon (US$6.744 per ton) dari perkiraan sebelumnya US$2,95 sen per pon (US$6.500 per ton).

Proyeksi tersebut diasumsikan lantaran adanya potensi gangguan pasokan secara global. Sementara itu, di 2017 harga rata–rata tercatat US$6.050 per ton.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper