Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abaikan Penguatan Dolar AS, Rupiah Berhasil Rebound

Nilai tukar rupiah berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (18/1/2018), meski pada saat yang sama kinerja dolar AS menguat.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (18/1/2018), meski pada saat yang sama kinerja dolar AS menguat.

Rupiah ditutup terapresiasi 0,09% atau 12 poin di Rp13.347 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan depresiasi 6 poin atau 0,04% di posisi 13.365, setelah pada perdagangan Rabu (17/1) berakhir melemah 0,16% atau 21 poin di posisi 13.359.

Rupiah mampu rebound setelah berakhir melemah pada dua hari berturut-turut sebelumnya. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.339 – Rp13.375 per dolar AS.

Sementara itu, mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau cenderung menguat, dipimpin renminbi China sebesar 0,16% dan dolar Singapura dengan 0,13%. Di sisi lain, won Korea Selatan dan ringgit Malaysia yang masing-masing terdepresiasi 0,13% dan 0,04% memimpin depresiasi beberapa mata uang Asia.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau menguat 0,20% atau 0,177 poin ke level 90,718 pada pukul 16.53 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan penguatan 0,40% atau 0,362 poin di level 90,903, setelah pada perdagangan Rabu (17/1) berakhir rebound 0,16% di posisi 90,541.

Dilansir Bloomberg, kinerja mata uang China menguat setelah data ekonomi terbarunya menunjukkan pertumbuhan full year pertama negeri tirai bambu sejak 2010. Sejumlah mata uang Asia lainnya pun mampu bergerak stabil di tengah penguatan indeks dolar.

Indeks dolar memperpanjang penguatan yang dibukukannya dalam semalam pasca rilis data yang menunjukkan kenaikan produksi pabrik yang lebih baik daripada ekspektasi pada Desember 2017.

Penguatan dolar turut ditopang kenaikan pada imbal hasil Treasury AS yang mendorong sebagian investor untuk membeli greenback. Namun pasar tetap bersikap hati-hati terhadap prospek untuk mata uang AS tersebut di tengah minimnya tekanan harga.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper