Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OSO SEKURITAS: IHSG Mampu Break out Resistance

Oso Sekuritas memprediksi IHSG mampu breakout resistance dilihat dari indikator RSI masih strong, Stochastic bullish dan MACD masih positif serta volume meningkat.
Pengunjung berswafoto dengan latar belakang layar elektronik perdagangan saham di Jakarta, Selasa (16/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Pengunjung berswafoto dengan latar belakang layar elektronik perdagangan saham di Jakarta, Selasa (16/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Oso Sekuritas memprediksi IHSG mampu breakout resistance dilihat dari indikator RSI masih strong, Stochastic bullish dan MACD masih positif serta volume meningkat.

Tim analis Oso Sekuritas menyebutkan  IHSG kembali ditutup menguat sebesar 0,2% ke level 6.444. IHSG menyentuh target resistance classic terdekat di level 6.445. 

"Kami perkirakan IHSG mampu break out resistance dilihat dari indikator RSI masih strong, Stochastic bullish dan MACD masih positif serta volume meningkat. IHSG diperkirakan bergerak menguat di kisaran 6.429 - 6.479," tulis hasil riset mereka.

Beberapa saham yang berpotensi menguat kembali yaitu : AKRA, CPIN, DOID, INTP, LPPF, MNCN, PTPP, SCMA, WSBP dan WTON.

Pada perdagangan hari Selasa (17/01), IHSG berhasil menembus rekor tertinggi baru di level 6.444,52. Tujuh dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam zona hijau, dimana sektor infrastruktur dan industri dasar memimpin kenaikan masing-masing 1,03%% dan 2,20%.

Saham yang menjadi penggerak indeks diantaranya : PGAS, SMGR, BSIM, BBRI, dan INTP.

Hingga perdagangan 17 Januari 2018, IHSG telah berhasil menembus rekor penutupan tertinggi barunya sebanyak empat kali di awal tahun ini. Adapun penguatan tersebut inline dengan optimisme pasar terkait pertumbuhan ekonomi di tahun 2018.

Selain itu, stabilnya sistem fiskal yang didukung oleh fundamental domestik yang cukup terkendali menjadi salah satu sentimen positif bagi penguatan indeks. Adapun Menko perekonomian juga menyatakan, saat ini pemerintah optimis bahwa pertumbuhan penerimaan pajak tahun ini mampu mencapai 12% - 14% seiring tingkat inflasi yang terkendali.

Pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih (netbuy) senilai Rp111,80 miliar. Nilai tukar Rupiah terdepresiasi sebesar 0,16% ke level Rp13.359.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper