Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengekor Bursa AS, Indeks MSCI Asia Pacific Turun

Pergerakan bursa saham Asia turun pada awal perdagangan hari ini, Rabu (17/1/2018), mengekor pelemahan pada bursa saham Amerika Serikat (AS) serta seiring dengan penguatan mata uang yen ke level terkuatnya dalam empat bulan terhadap dolar AS.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham Asia turun pada awal perdagangan hari ini, Rabu (17/1/2018), mengekor pelemahan pada bursa saham Amerika Serikat (AS) serta seiring dengan penguatan mata uang yen ke level terkuatnya dalam empat bulan terhadap dolar AS.

Indeks Topix Jepang turun 0,6% pada pukul 9.01 pagi waktu Tokyo (pukul 07.01 pagi WIB). Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia dan kontrak berjangka pada indeks Hang Seng Hong Kong masing-masing turun 0,4% dan 0,2%.

Sementara itu, indikator pada indeks S&P 500 dilaporkan bergerak flat setelah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) tersebut turun sekitar 0,4% pada akhir perdagangan Selasa (16/1). Indeks Volatilitas CBOE, yang mengukur tingkat kegelisahan pasar, melonjak 15%.

Dilansir Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific turun saat penurunan harga komoditas membebani saham perusahaan bahan baku dan energi. Pergerakan indeks saham acuan pun menurun mulai dari Sydney hingga Tokyo.

Di sisi lain, kinerja mata uang yen mampu memperpanjang apresiasinya terhadap dolar AS. Bloomberg Dollar dilaporkan stabil dan euro menahan kenaikan yang dibukukannya baru-baru ini. Adapun harga bitcoin rebound ke atas US$11.000 per token setelah merosot sekitar 23% pada Selasa (16/1).

Para pedagang mencermati laju penguatan pasar ekuitas pada awal tahun 2018 seiring dengan musim rilis laporan keuangan perusahaan dan saat investor obligasi berspekulasi bahwa kebijakan moneter di AS dapat diperketat lebih cepat.

“Sementara latar belakang untuk ekuitas dan aset berisiko lainnya tetap kuat, kami melihat tanda-tanda peringatan,” kata Bob Doll, manajer portofolio senior dan kepala strategi ekuitas di Nuveen Asset Management LLC.

“Investor harus menilai toleransi risiko mereka sebagai persiapan menghadapi lebih banyak volatilitas,” tambahnya, seperti dikutip dari Bloomberg.

Data produksi industri di AS yang kemungkinan menunjukkan peningkatan untuk Desember tahun lalu akan dirilis pada hari ini waktu setempat. Pasar juga akan mencermati data PDB kuartal keempat 2017, serta produksi industri dan penjualan ritel China yang akan dirilis pada Kamis (18/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper