Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reli Indeks MSCI Asia Pacific Mengendur Pagi Ini

Reli bursa saham Asia mengendur pada awal perdagangan hari ini, Selasa (16/1/2018), seiring dengan minimnya katalis baru untuk memacu pergerakannya.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Reli bursa saham Asia mengendur pada awal perdagangan hari ini, Selasa (16/1/2018), seiring dengan minimnya katalis baru untuk memacu pergerakannya.

Indeks Topix Jepang naik 0,1% pada pukul 9.14 pagi waktu Tokyo (pukul 07.14 pagi WIB). Adapun indeks S&P/ASX 200 Australia dan indeks Kospi Korea Selatan masing-masing turun 0,5%.

Sementara itu, indikator pada indeks S&P 500 naik 0,2% saat indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) tersebut siap memulai perdagangannya kembali pasca libur Martin Luther King.

Dilansir Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific tergelincir akibat terbebani penurunan saham bahan baku dan saham energi. Pergerakan bursa saham Jepang sedikit berubah dan tetap berada di kisaran level tertingginya dalam beberapa puluh tahun.

Fokus pasar tetap tertuju pada kinerja mata uang yuan China, yang diperdagangkan pada level terkuatnya dalam lebih dari dua tahun serta mendorong spekulasi tentang kemungkinan langkah untuk meredakan penguatannya.

Di sisi lain, kinerja mata uang euro mempertahankan penguatannya menyusul komentar dari anggota Dewan Gubernur ECB Ardo Hansson terkait prospek pada akhir September untuk pembelian obligasi.

Pada saat yang sama, greenback memperpanjang pelemahannya menuju pekan keenam meskipun latar belakang pertumbuhan ekonomi AS terlihat solid.

Para pedagang tampaknya lebih antusias dengan potensi pergeseran kebijakan yang hawkish dari bank sentral di Eropa dan Jepang, prospek politik yang membaik di kawasan Eropa, dan sifat sinkronisasi ekspansi global yang juga mendorong ekonomi dan aset emerging markets.

Data produksi industri di AS yang kemudian menunjukkan peningkatan untuk Desember tahun lalu akan dirilis pada Rabu (17/1) waktu setempat, melengkapi tahun yang solid untuk manufaktur. Pasar juga akan sangat mencermati data PDB kuartal keempat 2017, serta produksi industri dan penjualan ritel China yang akan dirilis pada Kamis (18/1).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper