Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Investasi Asing: Gairah Meningkat di Awal Tahun

Iklim investasi dan prospek jangka panjang ekonomi Indonesia yang kian membaik memberi optimisme pelaku pasar untuk terus menambah investasi di pasar surat utang Indonesia.
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan IHSG, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/12)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan IHSG, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/12)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Iklim investasi dan prospek jangka panjang ekonomi Indonesia yang kian membaik memberi optimisme pelaku pasar untuk terus menambah investasi di pasar surat utang Indonesia.

Sepanjang awal tahun ini, gairah investasi investor pasar modal Indonesia meningkat cukup tinggi, baik di pasar saham maupun surat utang.

Hingga akhir pekan lalu, investor asing secara konsisten terus mencatatkan beli bersih setiap hari di pasar saham Indonesia. Berdasarkan data Bloomberg, total net buy asing hingga akhir pekan lalu mencapai Rp2,6 triliun.

Secara harian, aksi beli asing yang terbesar di awal tahun ini dilakukan pada Selasa (9/1) lalu yakni senilai Rp573,5 miliar, sedangkan terendah pada Rabu (3/1) senilai Rp72,9 miliar. Hal ini cenderung berbeda dibandingkan sepanjang Desember 2017 yang mana di hari-hari tertentu yang asing cenderung melakukan jual bersih.

Total jual bersih asing di pasar sahan tahun lalu mencapai Rp40 triliun. Namun, menariknya, meski asing tercatat jual bersih tahun lalu, tetapi nilai total kepemilikan asing di pasar saham Indonesia justru meningkat seiring meningkatnya kapitalisasi pasar IHSG.

Per 19 Desember 2017, kepemilikan asing di pasar saham Indonesia mencapai Rp1.912 triliun, meningkat Rp221 triliun dibandingkan akhir 2016 senilai Rp1.691 triliun. Artinya, net sell asing senilai Rp40 triliun terjadi karena asing ingin merealisasikan sebagian capital gainnya.

Alpino Kianjaya, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Bursa Efek Indonesia, mengatakan bahwa pasar yang bergairah di awal tahun ini menjadi bukti bahwa pasar modal Indonesia sangat menarik.

“Lihat saja, indeks kita naik terus. Harga perusahaan yang naik itu berarti demand size lebih besar dibandingkan supply size. Investor sangat suka investasi di Indonesia,” katanya pekan lalu.

Di pasar obligasi, sepanjang awal tahun ini juga gencar menambah kepemilikannya. Khusus untuk pasar surat berharga negara (SBN), investor asing secara konsisten tercatat net buy setiap hari. Hingga Kamis (11/1) pekan lalu, net buy asing mencapai Rp26,08 triliun di pasar SBN tradeable.

Rinciannya, net buy di pasar Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp20,48 triliun, sementara di pasar Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara senilai Rp5,6 triliun. Permintaan investor dalam lelang SUN dan sukuk di awal tahun ini juga masing-masing mencapai rekor, yakni Rp86,2 triliun dan Rp32,23 triliun.

Tingginya minat asing di awal tahun ini tidak terlepas dari sentimen positif peningkatan peringkat surat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat Fitch Ratings pada akhir Desember 2017. Investor yang sudah terlanjur tutup buku saat itu baru mulai gencar memburu SBN di awal Januari 2018.

Ariawan, Kepala Departemen Riset Fixed Income BNI Sekuritas, mengatakan bahwa masuknya asing ke Indonesia lebih didorong oleh motivasi optimisme terhadap prospek jangka panjang Indonesia. Secara historis investor asing yang masuk ke Indonesia memiliki horizon investasi jangka panjang.

Di pasar obligasi, pasar Indonesia juga dicari sebab return yang ditawarkan oleh SUN masih sangat tinggi dibandingkan negara-negara lain dengan peringkat yang sama. Secara tahunan, investor asing selalu tercatat melakukan net buy di pasar surat utang Indonesia, bahkan di tahun 2008 saat ekonomi global mengalami krisis.

Alhasil, tidak mengherankan bila di awal tahun ini asing cukup gencar berburu SBN, sebab selain selama ini sudah cukup akrab dengan obligasi Indonesia, asing juga semakin percaya diri setelah adanya peningkatan peringkat dari Fitch.

“Ini berarti juga indikasi asing itu cukup confidence dengan pasar Indonesia dan kondisi makro ekonomi Indonesia. Mereka melihat view jangka panjang Indonesia masih bagus sehingga masuk ke sini,” katanya.

I Made Adi Saputra, Kepala Riset Fixed Income MNC Sekuritas, mengatakan bahwa besar peluang Moody’s juga akan kembali menaikkan peringkat surat utang pemerintah Indonesia pada akhir bulan ini atau awal bulan depan.

Hal ini mendorong investor untuk mulai mengantisipasinya dengan sedini mungkin mengoleksi SUN, sebab persepsi resiko investasi di pasar surat utang Indonesia semakin membaik. Selain itu, pemerintah juga cukup berhasil untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, sehingga meminimalisir keraguan investor terhadap risiko nilai tukar.

“Risiko asing keluar lagi memang ada karena rencana the Fed naikkan suku bunga, tetapi dengan relatif stabilnya nilai tukar rupiah dan ekspektasi kenaikan peringkat oleh Moody’s membuat investor justru lebih banyak masuk,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper