Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Melemah Tiga Hari Berturut-turut

Pergerakan harga batu bara melemah pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, meskipun pada saat yang sama harga minyak mampu memperpanjang relinya.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga batu bara melemah pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, meskipun pada saat yang sama harga minyak mampu memperpanjang relinya.

Pada perdagangan Kamis (11/1/2018), harga batu bara untuk kontrak April 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup turun 0,16% atau 0,15 poin di US$91,55/metrik ton.

Harga batu bara kontrak April 2018 telah melemah untuk hari ketiga berturut-turut setelah pada perdagangan Selasa (9/1/2018), berakhir melemah 0,38% atau 0,35 poin di level 92,30.

Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah global menyentuh level US$70 per barel untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir ditopang sentimen penurunan cadangan minyak AS dan optimisme terhadap kesepakatan OPEC.

Minyak Brent untuk pengiriman Maret 2018 mengakhiri sesi dengan kenaikan 0,09% atau 0,06 poin di US$69,26 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London dan sempat menyentuh level US$70,02 per barel.

Adapun minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari 2018 bergerak ke level US$63,53 per barel pada Jumat (12/1) setelah ditutup menguat 0,23 poin di US$63,80 per barel di New York Mercantile Exchange, level tertinggi sejak Desember 2014.

Dilansir Bloomberg, penurunan cadangan minyak AS selama delapan pekan berturut-turut telah membantu menaikkan harga, dengan beberapa analis yang memperkirakan level US$80 dapat dicapai jika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya tetap disiplin dalam membatasi output.

"Ini adalah respon murni dan sederhana terhadap jumlah persediaan yang lumayan bagus," ungkap Bart Melek, kepala analis komoditas global di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (12/1/2018).

"OPEC adalah contoh yang baik di sini yang menjaga persediaan. Permintaan berjalan dengan sangat baik. Secara teknis, kita berada pada titik di mana tidak akan terlalu sulit untuk Brent menuju level US$80," lanjutnya.

Produksi minyak mentah AS mengalami penurunan paling banyak dalam hampir tiga bulan pada pekan lalu karena musim dingin yang menyebabkan operator terpaksa menghentikan operasi.
Hal ini menyebabkan penurunan di pusat penyimpanan minyak AS terbesar di Cushing, Oklahoma, di mana persediaan berada pada level terendah sejak Februari 2015.

 

Pergerakan harga batu bara kontrak April 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

11 Januari

91,55

(-0,16%)

10 Januari

91,70

(-0,65%)

9 Januari

92,30

(-0,38%)

8 Januari

92,65

(+0,32%)

5 Januari

92,35

(+0,87%)

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper