Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat, Ditopang Kenaikan Minyak Mentah

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 205,6 poin atau 0,81% ke 25.574,73, sedangkan indeks Standard & Poors 500 naik 19,33 poin atau 0,70% ke 2.767,56 dan Nasdaq Composite menguat 58,21 poin atau 0,81% ke posisi 7.211,78.
Wallstreet/Reuters
Wallstreet/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Wall Street menguat pada Kamis (11/1/2018) karena kenaikan harga minyak mengangkat saham energi dan investor berekspektasi pada musim laporan kinerja emiten AS yang kuat.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 205,6 poin atau 0,81% ke 25.574,73, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 naik 19,33 poin atau 0,70% ke 2.767,56 dan Nasdaq Composite menguat 58,21 poin atau 0,81% ke posisi 7.211,78.

Sektor energi indeks S&P ditutup menguat 2% karena minyak mentah Brent naik di atas US$70 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2014, didorong oleh penurunan mengejutkan pada produksi AS dan persediaan minyak mentah yang lebih rendah.

Sektor konsumer didorong oleh kenaikan yang kuat pada saham media dan ritel, sementara sektor industri dibantu oleh maskapai penerbangan setelah berita dari perusahaan penerbangan AS, Delta Air Lines.

"Faktor pemersatu dari pergerakan hari ini dan keseluruhan minggu ini adalah kepercayaan yang tinggi terhadap laju aktivitas ekonomi, yang membantu menjelaskan gambaran permintaan, yang membuat minyak naik ke US$70," kata Scott Clemons, kepala analis investasi Brown Brothers Harriman, seperti dikutip Reuters.

Wall Street sebelumnya melemah pada perdagangan Rabu menysul laporan bahwa China akan memperlambat pembelian obligasi pemerintah AS dan sebuah laporan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mengakhiri kesepakatan NAFTA.

Namun, Wall Street kembali menguat pada Kamis setelah Gubernur The Fed wilayah New York William Dudley mengatakan pemotongan pajak dapat menyebabkan ekonomi tumbuh terlalu cepat. Dia memprediksi pertumbuhan PDB di atas tren dengan kenaikan inflasi di tahun 2018.

"Dudley menyentuh sesuatu yang harus ditakuti investor. Satu-satunya ancaman bagi pasar saham saat ini adalah suku bunga tinggi. Jika suku bunga lebih tinggi, valuasi ekuitas akan terlalu tinggi," kata Brian Battle, direktur perdagangan Performance Trust Capital Partners.

Investor berekspektasi pada laporan kinerja emiten kuartalan yang bullish. Laba emiten pada indeks S&P diperkirakan meningkat sebesar 11,8% di kuartal keempat 2017, dengan kenaikan terbesar dari sektor energi, menurut Thomson Reuters I/B/E/ S.

Saham Delta Air Lines ditutup naik 4,8% setelah meramalkan adanya ganda dari pemotongan pajak perusahaan AS dan kenaikan dalam perjalanan bisnis. Delta Air juga melaporkan laba kuartalan yang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper