Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Minyak AS Turun, Brent Sentuh Level Tertinggi Sejak 2014

Harga minyak Amerika Serikat ditutup di atas US$63 per barel untuk pertama kalinya dalam waktu lebih dari tiga tahun karena cadangan minyak AS menyusut selama delapan pekan berturut-turut.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak Amerika Serikat ditutup di atas US$63 per barel untuk pertama kalinya dalam waktu lebih dari tiga tahun karena cadangan minyak AS menyusut selama delapan pekan berturut-turut.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari ditutup menguat 1% atau 0,61 poin ke level US$63,57 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 23% di atas rata-rata 100 hari.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Maret naik 0,38 di level US$69,20 pada bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, level tertinggi sejak Desember 2014.

Dilansir Bloomberg, minyak mentah menguat setelah pemerintah AS melaporkan bahwa penyulingan dan eksportir menarik hampir 5 juta barel dari penyimpanan pekan lalu.

Persediaan minyak mentah AS turun menjadi 419,5 juta barel pekan lalu, menurut data Energy Information Administration. Stok di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan minyak terbesar di AS, turun di pekan ketiga berturut-turut ke level terendah dalam hampir tiga tahun.

Walaupun penurunan tersebut lebih kecil dari 11,2 juta barel yang dilaporkan dalam penghitungan industri pada hari Selasa, angka tersebut masih merupakan yang terbesar sepanjang tahun ini sejak 2014.

“Meskipun investor mengharapkan penurunan yang sangat besar, itu masih sangat mungkin," kata Rob Thummel, managing director di Tortoise Capital Advisors LLC, seperti dikutip Bloomberg.

"Kami melihan persediaan turun dan meningkatnya risiko geopolitik yang mengindikasikan kenaikan harga minyak," lanjutnya.

Harga minyak mentah melonjak di tengah optimisme baru bahwa kesepakatan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya membantu menguras pasokan global. Pelemahan rally adalah kekhawatiran bahwa produsen serpih akan meningkatkan output A.S., yang diperkirakan mencapai 11 juta barel per hari pada bulan November 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper