Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Modal Chandra Asri (TPIA) Tahun Ini Dipatok US$398 Juta

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menegaskan belanja modal pada tahun ini masih sesuai dengan rencana semula yakni sebesar US$398 juta dan akan meningkat pada tahun depan menjadi US$534 juta.
Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) Erwin Ciputra (kedua kanan), berbincang bersama Presiden Komisaris Djoko Suyanto (kedua kiri), Komisaris Agus Salim Pangestu (kanan), dan Wakil Presiden Direktur Kulachet Dharachandra seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Senin (6/11)./JIBI-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) Erwin Ciputra (kedua kanan), berbincang bersama Presiden Komisaris Djoko Suyanto (kedua kiri), Komisaris Agus Salim Pangestu (kanan), dan Wakil Presiden Direktur Kulachet Dharachandra seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Jakarta, Senin (6/11)./JIBI-Nurul Hidayat

 

Bisnis.com, JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menegaskan belanja modal pada tahun ini masih sesuai dengan rencana semula yakni sebesar US$398 juta dan akan meningkat pada tahun depan menjadi US$534 juta.

“Tidak ada perubahan dari data yang sudah pernah disampaikan,” kata Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. Suryandi, Selasa (9/1/2018).

Dia menambahkan pada tahun ini alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$398 juta. Dari jumlah itu, sebanyak US$154 juta dialokasikan untuk proyek ekspansi kompleks petrokimia kedua.

Sebanyak US$39 juta untuk proyek MTBE dan Butene-1 dan sejumlah US$24 juta untuk furnace revamp. Lalu, sebanyak US$16 juta untuk ekspansi polypropylene dan US$98 juta untuk ekspansi polyetylene. Sisanya, sebanyak US$23 juta untuk ekspansi butadiene plant dan sebanyak US$45 juta untuk alokasi lainnya dan untuk turn-around maintenance.

Perseroan menargetkan proyek ekspansi pabrik butadiene bisa tuntas pada kuartal I/2018 sehingga bisa mulai berproduksi pada kuartal II/2018. Dalam proyek ini, perseroan meningkatkan kapasitas produksi dari 100.000 ton per tahun menjadi 137.000 ton per tahun.

Pasalnya, pasokan butadiene juga akan dialokasikan untuk pabrik karet sintetis yang dibangun perseroan bersama dengan Michelin melalui perusahaan patungan dengan nama PT Synthetic Rubber Indonesia.

Pabrik karet sintetis berkapasitas 120.000 ton per tahun itu telah dimulai kontruksi pada November 2015. Dia memperkirakan produksi pabrik senilai US$570 juta tersebut akan selesai pada kuartal II/2018.

“Pabrik synthetic rubber dan peningkatan kapasitas butadiene ditargetkan pada kuartal II tahun ini,” katanya.

Usai dirampungkannya dua proyek tersebut, perseroan akan mengalokasikan 100% produk butadiene untuk kebutuhan perusahaan patungan tersebut. Pada 2015, pasar domestik hanya menyerap sebanyak 19% produk butadiene perseroan, sisanya ditujukan untuk pasar ekspor. Sementara pada 2016, pasar ekspor menyerap 80% produk butadiene perseroan.

Adapun, khusus untuk proyek ekspansi kompleks petrokimia kedua, perseroan menargetkan keputusan akhir investasi (final investment decision/FID) bisa dicapai pada akhir 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper