Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Perpanjang Apresiasi di Hari Keenam Berturut-turut

Nilai tukar rupiah berhasil memperpanjang apresiasinya hingga akhir perdagangan hari keenam berturut-turut, Jumat (5/1/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay
Petugas memeriksa uang di cash center'Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (15/5)./Antara-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berhasil memperpanjang apresiasinya hingga akhir perdagangan hari keenam berturut-turut, Jumat (5/1/2018), sejalan dengan penguatan mayoritas mata uang Asia terhadap dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,04% atau 6 poin di Rp13.416 per dolar AS. Pagi tadi, rupiah dibuka dengan apresiasi sebesar 5 poin di posisi 13.417, setelah pada perdagangan Kamis (4/1) berakhir menguat 0,39% atau 53 poin di posisi 13.422.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.389 – Rp13.436 per dolar AS.

Dilansir Bloomberg, rupiah membukukan kinerja mingguan terkuatnya dalam satu tahun saat investor global yang haus akan imbal hasil terus memburu obligasi Indonesia.

Aksi beli bersih obligasi Indonesia oleh investor global mencapai nilai Rp2 triliun dalam dua hari perdagangan pertama tahun 2018, menyusul rekor arus masuk bersih senilai sekitar Rp170 triliun tahun lalu.

“Prospek obligasi Indonesia masih bullish terhadap arus masuk yang menguntungkan, meski mungkin akan ada koreksi pada imbal hasil dalam waktu dekat di tengah ketidakpastian mengenai kebijakan lokal dan laju kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS),” papar perusahaan dan unit perbankan investasi di Credit Agricole di Hong Kong.

Sementara itu, mayoritas mata uang lainnya di Asia menguat, dipimpin dolar Taiwan sebesar 0,32% dan ringgit Malaysia yang terapresiasi 0,22%.

Di sisi lain, yen Jepang yang terpantau melemah 0,4% atau 0,45 poin ke posisi 113,20 pada pukul 17.36 WIB memimpin depresiasi beberapa mata uang Asia.

Mata uang emerging market di Asia menguat pekan ini di tengah berlanjutnya pelemahan dolar serta optimisme atas pertumbuhan global yang mendorong permintaan untuk aset-aset negara berkembang.

“Asia memiliki momentum pertumbuhan yang menjanjikan dan posisi eksternal yang tangguh,” kata Frances Cheung, kepala pakar strategi Asia Macro di Westpac Banking Corp. di Singapura, seperti dikutip dari Bloomberg.

Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau bergerak di zona hijau dengan penguatan 0,21% atau 0,195 poin ke 92,048 pada pukul 17.26 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis 0,03% atau 0,031 poin di level 91,822, setelah pada perdagangan Kamis (4/1) berakhir melemah 0,34% atau 0,309 poin di posisi 91,853.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper