Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Stoxx Europe 600 Rebound 0,5%

Bursa saham Eropa berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Rabu (3/1/2018), ditopang penguatan dolar AS yang mendorong kinerja eksportir serta rekor baru pada Wall Street yang mengangkat semangat pasar atas penerapan peraturan pasar MiFID II Eropa yang baru.
Indeks Stoxx/Reuters
Indeks Stoxx/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Eropa berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Rabu (3/1/2018), ditopang penguatan dolar AS yang mendorong kinerja eksportir serta rekor baru pada Wall Street yang mengangkat semangat pasar atas penerapan peraturan pasar MiFID II Eropa yang baru.

Indeks acuan Stoxx Europe 600 berakhir naik 0,5%, dengan volume perdagangan sedikit naik dari sesi perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (2/1), indeks Stoxx berakhir di zona negatif seiring dengan tipisnya volume perdagangan pasca libur Tahun Baru.

Dilansir Reuters, penguatan greenback dipicu data manufaktur dan konstruksi AS yang optimistis yang membantu mendorong saham blue chip di Prancis dan Jerman. Indeks saham DAX di Frankfurt dan CAC 40 di Paris pun naik 0,9%.

“Ini adalah sesi pemulihan,” kata Pierre Martin, senior sales di Saxo Bank.

Dijelaskan olehnya, terlepas dari efek mata uang yang menguntungkan, harga minyak yang memberi dorongan pada saham energi dan sektor lainnya, seperti ritel, industri, kesehatan, atau teknologi, juga telah mendukung indeks.

Saham peritel Inggris, Next, menguat 6,7% setelah menaikkan arah laba pada penjualan selama periode Natal yang lebih baik dari perkiraan.

Next adalah peritel besar terdaftar pertama yang memberikan update tentang perdagangan selama periode Natal. Namun update optimistisnya mengangkat saham peritel lain seperti Ocado yang naik 7,7% atau pemilik Primark Associated British Foods yang naik 2,1%.

Indeks ritel Eropa, salah satu yang indeks utama yang berkinerja buruk sepanjang 2017, pun naik 0,7%.

Adapun sektor energi Eropa lanjut naik 1,25%, dibantu kenaikan harga minyak ke level tertingginya dalam 2,5 tahun seiring dengan berlanjutnya pergolakan di negara anggota OPEC, Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper