Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuaca Dingin di AS Dorong Reli Harga Gas Alam

Harga gas alam mengalami reli empat sesi berturut-turut, reli terbesar sejak Oktober 2017, seiring dengan perkiraan cuaca dingin yang mendorong lonjakan permintaan.
Salju di New York, AS/Reuters-Brendan McDermid
Salju di New York, AS/Reuters-Brendan McDermid

Bisnis.com, JAKARTA – Harga gas alam mengalami reli empat sesi berturut-turut, reli terbesar sejak Oktober 2017, seiring dengan perkiraan cuaca dingin yang mendorong lonjakan permintaan.

Pada penutupan perdagangan Selasa (2/1/2018), harga gas alam untuk pengiriman Februari 2018 di New York Merchantile Exchange (NYMEX) naik 4,9% menjadi US$3,097 per million british thermal unit (MMBtu). Angka ini merupakan reli empat sesi berturut-turut sejak 26 Desember di level US$2,64 MMBtu.

Sementara itu, pada perdagangan Rabu (3/1/2018) pukul 09.55 WIB, harga sedikit melemah 0,95% menjadi US$3,03 per MMBtu.

Menurut data MDA Weather Services, bagian timur negara AS sebagai negara produsen sekaligus konsumen utama gas alam dunia mengalami pembekuan yang dalam dengan potensi menghasilkan kenaikan permintaan gas untuk minggu terakhir pada Desember dan beberapa hari pertama pada Januari.

Adapun menurut AccuWeather Inc, cuaca di Chicago pada hari pertama 2018 menurun 1 derajat Fahrenheit atau minus 18 derajat Celcius, 11 derajat di bawah normal. Cuaca di New York pada hari yang sama tercatat 9 derajat Celcius, 19 derajat di bawah normal. 

Cuaca dingin tersebut telah melambungkan konsumsi gas AS ke level tertinggi sepanjang masa. Di saat yang sama, produksi dalam kondisi terbatas sehingga harga menjadi naik. Kondisi dingin tersebut diperkirakan akan bertahan selama 2 pekan ke depan dan memperdalam persediaan defisit.

Analis Bloomberg New Energy Finance Shunondo Basu mengatakan seiring dengan lonjakan permintaan, suhu beku membatasi produksi dari 1 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet/bcf) menjadi 2 miliar bcf dalam periode 22 Desember 2017-11 Januari 2018.

“Ini hari yang gila. Akhirnya kita menyadari musim dingin yang sangat dingin,” kata John Borruso, Direktur Perdagangan Gas Alam di Con Edison Energy di Valhalla, New York.

Energy Information Adminstration (EIA) menyatakan stok pekan lalu telah turun 112 miliar menjadi 3,33 triliun, pelebaran defisit versus rata-rata lima tahun menjadi 2,5%.

“Laporan selanjutnya seharusnya lebih besar karena cuaca sangat dingin sekarang dan cuacanya semakin dingin,” kata Art Gelber, Presiden Gelber & Associates di Houston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper