Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Ditutup Berkilau pada Akhir Tahun 2017

Emas mengakhiri perdagangan pada tahun ini dengan penguatan di atas level US$1.300 dan melambung menuju kenaikan tahunan terbesar sejak 2010 karena dorongan dari pelemahan dolar AS.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Emas mengakhiri perdagangan pada tahun ini dengan penguatan di atas level US$1.300 dan melambung menuju kenaikan tahunan terbesar sejak 2010 karena dorongan dari pelemahan dolar AS.

Pada penutupan perdagangan Jumat (29/12/2017), harga emas Comex berakhir menguat 12,1 poin atau)0,93% menjadi US$1.309,30 per troy ounce. Sepanjang tahun, harga menguat hingga 13%.

Adapun harga emas spot ditutup naik 7,76 poin atau 0,60% menuju US$1.302,80 per troy ounce. Harga tumbuh 12% sepanjang tahun ini.

Dilansir dari Reuters, emas memperpanjang kenaikannya ke level tertinggi tiga bulan pada hari Jumat, melompat ke kenaikan terbesar dalam tujuh tahun karena dolar AS yang tertekan, ketegangan politik dan kekhawatiran tentang dampak suku bunga AS.

Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kurs mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama menyentuh level terendah tiga bulan pada hari Jumat di level 92,124. Pelemahan ini mampu mengangkat emas ke level tertinggi sejak akhir September di US$1,307.60 per troy ounce.

"Grafik yang kuat, pelemahan dolar AS dan ekspektasi faktor fundamental bullish di masa depan telah memperkuat harga emas pada akhir tahun perdagangan," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures di Chicago.

Dengan mengacu pada indikasi bulan ini bahwa bank sentral AS akan mempertahankan prospek suku bunga yang tidak berubah di tahun depan, Meger mengatakan, pertemuan The Federal Reserve yang terakhir dengan nada sedikit lebih dovish membuat pasar komoditas mendapat sedikit lampu hijau.

"Pertarungan baru-baru ini mengenai kelemahan dalam dolar tentu saja mendorong rally komoditas dan kami juga telah melihat penurunan ringan dalam ekuitas juga." tambahnya.

Analis ABN Amro Georgette Boele mengatakan bahwa komoditas logam akan rentan untuk rebound pada tahun depan seiring dengan keuntungan yang diperoleh dari sentimen-sentimen fundamental yang ada.

"Sinyal grafik Gold terlihat positif setelah menembus rata-rata pergerakan 100 hari minggu ini di US$1.295 per troy ounce," kata tim teknis ScotiaMocatta, menunjuk pada target harga tertinggi Oktober di level US$1.306 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper