Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaringan Pipa Libya Diprediksi Pulih Pekan Depan, Harga Minyak Terkoreksi

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari melemah 0,05% ke level US$59,61 per barel pada pukul 7.32 WIB setelah ditutup di level US$59,64 per barel di New York Mercantile Exchange kemarin.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir menyusul laporan bahwa pipa Libya yang rusak akan selesai diperbaiki pekan depan.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari melemah 0,05% ke level US$59,61 per barel pada pukul 7.32 WIB setelah ditutup di level US$59,64 per barel di New York Mercantile Exchange kemarin.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Februari ditutup melemah 0,87% atau 0,58 poin ke level US$66,44 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, pipa minyak Waha Oil Co. yang membawa minyak mentah ke terminal terbesar Libya akan membutuhkan sekitar satu minggu untuk perbaikan menyusul sebuah ledakan yang terjadi pada Selasa.

Sementara itu, laporan American Petroleum Institute yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun sebesar 5,96 juta barel pekan lalu tidak memberikan dorongan berarti terhadap pasar.

“Beberapa pelaku pasar menutup buku mereka pada akhir tahun,” menurut Ashley Petersen, analis minyak utama di Stratas Advisors, seperti dikutip Bloomberg.

Pada saat yang sama, lanjutnya, pasar mungkin diyakinkan bahwa pemulihan pipa minyak di Libya tidak akan berlangsung lama.

Harga minyak telah mendapat dorongan pada bulan ini karena pemotongan keputusan OPEC dan negara produsen minyak lainnya untuk memperpanjang kesepakatan pemangkasan produksi hingga akhir tahun 2018.

Selain itu, terhentinya operasi pipa minyak di Laut Utara juga berkontribusi terhadap kenaikan harga, sementara penambahan jumlah rig minyak AS telah terhenti bahkan di saat harga minyak di atas level US$50.

"Jaringan pipa Forties  semakin dekat dengan waktu pengoperasian kembali, sehingga membatasi beberapa optimisme harga yang terjadi karena penghentian pasokan dari Libya," ungkap Michael Bokoff, analis investasi di Manulife Asset Management.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper