Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2018, BUMI Siapkan Capex US$60 Juta

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyiapkan belanja modal sebanyak US$50 juta hingga US$60 juta pada tahun depan untuk mendukung rencana peningkatan produksi batu bara perseroan.
Lokasi penambangan PT Bumi Resources Tbk/Reuters
Lokasi penambangan PT Bumi Resources Tbk/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyiapkan belanja modal sebanyak US$50 juta hingga US$60 juta pada tahun depan untuk mendukung rencana peningkatan produksi batu bara perseroan.

Direktur Keuangan PT Bumi Resources Tbk. Andrew C. Beckham mengungkapkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun depan tidak akan terlalu besar. Pasalnya, infrastruktur pertambangan saat ini sudah mencukupi untuk peningkatan produksi yang direncanakan

Oleh karena itu, lanjutnya, capex hanya akan dialokasikan untuk operasional pertambangan baik di Arutmin maupun di Kaltim Prima Coal, dimana perseroan menargetkan peningkatan produksi di tambang tersebut. “Tahun depan, capex tidak terlalu besar. Hanya untuk operasional pertambangan. Infrastruktur pertambangan sudah mencukupi,” katanya usai paparan publik, Selasa (12/12/2017).

Sementara itu, Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk. Dileep Srivastava mengatakan pada tahun depan, capex perseroan diperkirakan akan mencapai US$50 juta hingga US$60 juta. “Capex sekitar US$50 juta hingga US$60 juta tahun depan,” ujarnya.

Namun, dia menambahkan asumsi capex sejumlah itu, jika Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyetujui rencana produksi perseroan sekitar 90 juta ton hingga 100 juta ton pada tahun depan.

Saat ini, lanjutnya, rencana produksi yang diajukan dalam rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) perseroan tengah dalam proses. Dalam RKAB itu, perseroan mengajukan produksi batu bara dengan jumlah total sebanyak 100 juta ton pada 2018. Rinciannya, Arutmin direncanakan memproduksi sebanyak 36 juta ton dan Kaltim Prima Coal memproduksi sebanyak 64 juta ton.

Dileep menambahkan perseroan berencana meningkatkan produksi sekitar 10% yang mayoritas berasal dari tambang Arutmin pada 2018. Pada tahun depan, lanjutnya, perseroan berencana memulai kembali produksi batu bara berkalori tinggi dari Arutmin.

Menurutnya, sebelumnya tambang ini tidak bisa diproduksi karena dispute. Namun kini, persoalan dispute tersebut telah selesai sehingga perseroan berharap produksi Arutmin akan bertambang 7-8 juta ton.

“Batu bara berkalori tinggi mencerminkan harga yang lebih tinggi dan margin yang lebih baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper