Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Merosot, Harga Batu Bara Malah Rebound

Harga batu bara berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Rabu (6/12/2017), setelah tergelincir ke zona merah pada sesi perdagangan sebelumnya.
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara berhasil membukukan rebound pada akhir perdagangan Rabu (6/12/2017), setelah tergelincir ke zona merah pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Januari 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,55% atau 0,50 poin di US$92,10/metrik ton.

Pada perdagangan Selasa (5/12), harga batu bara kontrak Januari 2018 berakhir melemah 0,38% atau 0,35 poin di level 91,60.

Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah AS merosot hampir 3% pada akhir perdagangan Rabu menyusul lonjakan pasokan bensin yang mengindikasikan penyuling akan membutuhkan minyak mentah lebih sedikit.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari berakhir merosot 2,9% atau 1,66 poin di level US$55,96 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah dalam lebih dari dua pekan terakhir.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman Februari ditutup melemah 1,64 poin di level US$61,22 di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.

Dilansir Bloomberg, persediaan bensin AS meningkat sebesar 6,78 juta barel pekan lalu, berdasarkan data Energy Information Administration (EIA). Angka tersebut melampaui perkiraan setiap analis dalam survei Bloomberg dan membayangi penurunan mingguan ketiga stok minyak mentah.

“Meskipun stok bensin AS biasanya meningkat pada akhir tahun, kenaikan pekan lalu merupakan jumlah yang lebih besar daripada yang diperkirakan banyak orang," ungkap Craig Bethune, manajer portofolio senior di Manulife Asset Management, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (6/12/2017).

Minyak mencapai US$59 per barel bulan lalu untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2015 karena pemotongan produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara produsen lainnya termasuk Rusia dipandang cukup berhasil.

Namun aktivitas pengebor minyak shale AS membayangi kesepakatan OPEC tersebut, seiring dengan meningkatnya produksi hampir setiap pekan sepanjang tahun 2017.

Data EIA menunjukkan, cadangan minyak mentah AS menyusut 5,61 juta barel menjadi 448,1 juta pada pekan yang berakhir 1 Desember. Stok bensin naik menjadi 220,9 juta barel, dengan pasokan di wilayah Atlantik Tengah meningkat paling banyak sejak Februari.

 

Pergerakan harga batu bara kontrak Januari 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

6 Desember

92,10

(+0,55%)

5 Desember

91,60

(-0,38%)

4 Desember

91,95

(+1,60%)

1 Desember

90,50

(+0,22%)

30 November

90,30

(-0,39%)

 

 

  

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper