Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi Tertekan, Pasar Asia Turun Terdampak Nasdaq

Pergerakan mayoritas indeks saham di Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Selasa (5/12/2017), seiring dengan pelemahan saham teknologi yang mengekor aksi jual pada perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS)
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan mayoritas indeks saham di Asia melemah pada perdagangan pagi ini, Selasa (5/12/2017), seiring dengan pelemahan saham teknologi yang mengekor aksi jual pada perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) dan setelah penguatan bursa saham AS yang dipicu perkembangan seputar rancangan undang-undang mereda.

Indeks Topix dan Nikkei 225 Stock Average Jepang masing-masing turun 0,1% dan 0,4% pada pukul 10.55 pagi waktu Tokyo (pukul 8.55 pagi WIB).

Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia turun kurang dari 0,1% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2% dan indeks Shanghai Composite berbalik arah bersama indeks MSCI Asia Pacific.

Adapun indikator kontrak berjangka pada S&P 500 lanjut turun 0,1% setelah indeks saham acuan AS tersebut berakhir melemah sekitar 0,1% pada perdagangan Senin (4/12) dan indeks Nasdaq Composite merosot 1,1%.

Saham-saham teknologi pada indeks MSCI Asia Pacific merayap turun setelah indeks Nasdaq yang berisikan saham-saham perusahaan teknologi melemah. Sektor teknologi melemah karena investor menyesuaikan kembali portofolio mereka dengan harapan mendapatkan keuntungan dari pemotongan pajak perusahaan.

“Orang-orang beralih ke sektor konsumer dan menjauhi teknologi karena keuntungan dari pemotongan pajak,” kata Michael Matousek dari Global Investors Inc., seperti dikutip dari Reuters.

Di sisi lain, dolar AS bergerak turun pada perdagangan pagi ini di Asia saat optimisme seputar reformasi pajak mereda.

Dilansir Bloomberg, fokus pasar saat ini tertuju pada China dengan rilis laporan swasta terkait sektor jasa yang mengindikasikan bahwa sektor ini berekspansi lebih kuat pada bulan lalu dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Data ini akan menjadi indikasi atas kondisi ekonomi global di tengah kecenderungan penaikan suku bunga dan pengurangan program stimulus oleh sejumlah bank sentral.

Data PMI composite dan jasa untuk November masing-masing mencapai 51,6 dan 51,9 pada November dibandingkan dengan 51 dan 51,2 masing-masing pada Oktober.

Data ini akan menjadi indikasi atas kondisi ekonomi global di tengah kecenderungan penaikan suku bunga dan pengurangan program stimulus oleh sejumlah bank sentral.

Di Amerika Serikat (AS), tingkat kepegawaian diperkirakan melaju kuat pada bulan November saat tingkat pengangguran berada di posisi terendah dalam hampir 17 tahun. Laporan pekerjaan oleh Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Jumat (8/12) kemungkinan juga akan menunjukkan kenaikan pada rata-rata penghasilan per jam.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper