Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR EMAS, Investor Mesti 'Wait and See'

Investor emas disarankan bersikap wait and see seiring dengan rilis data Non Farm Payroll (NFP) AS pada akhir pekan ini di samping menunggu keputusan kenaikan tingkat suku bunga AS di akhir tahun ini.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Investor emas disarankan bersikap wait and see seiring dengan rilis data Non Farm Payroll (NFP) AS pada akhir pekan ini di samping menunggu keputusan kenaikan tingkat suku bunga AS di akhir tahun ini.

Sampai akhir tahun, diperkirakan harga emas berada pada kisaran US$1.260–US$1.290 per troy ounce.

Analis Asia Trade Poin Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan bahwa melemahnya harga emas dipicu oleh kenaikan dolar AS setelah disepakatinya RUU pajak AS oleh Senat AS pada Sabtu (2/12).

Terpantau indeks dolar AS menguat mencapai level di atas 93,16 pada perdagangan Senin (4/12).

Sementara itu, pada perdagangan hari yang sama pukul 16.15 WIB, harga emas Comex kontrak pengiriman Februari 2018 melemah 5,00 poin atau 0,39% menjadi US$1.277,30 per troy ounce. Sepanjang tahun, harga tumbuh 10,30%.

Untuk harga emas spot turun 6,75 poin atau 0,53% menuju US$1.273,87 per troy ounce. Secara year to year (yoy), harga menguat 10,95%.

Deddy menjelaskan, di samping itu ada situasi lain masih membayangi pergerakan emas, seperti kondisi politik di Amerika Serikat. Pasalnya, dikabarkan, Michael Flynn –mantan penasihat Presiden AS Donald Trump– memberikan kesaksian atas keterlibatan pihak Rusia selama kampanye presiden pada tahun lalu.

Setelah laporan itu, saham di Wall Street langsung jatuh, para investor khawatir kabar politik tersebut bisa mempengaruhi keputusan senat dalam mengeluarkan rencana pajak yang diusung oleh Trump.

Namun beberapa saat, emas turun dari titik tertinggi dan saham AS kembali bangkit dari posisi terendah. Di sisi lain, berita tersebut membuat dolar sempat melemah dan berimbas pada kenaikan harga emas.

“Namun, saya kira pengaruh politik AS ini hanya sementara bagi melemahnya harga emas,” kata Deddy ketika dihubungi Bisnis, Senin (4/12).

Deddy menerangkan bahwa sentimen yang paling berpengaruh terhadap tertekannya harga emas adalah kenaikan tingkat suku bunga yang diproyeksikan akan dilakukan oleh The Federal Reserve pada bulan ini.

“Sentimen ini membuat harga mengalami konsolidasi hingga akhir tahun berada pada rentang US$1.260—US$1.290 per troy ounce,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper