Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panca Budi Idaman Tetapkan Harga IPO Rp850 per Saham

PT Panca Budi Idaman Tbk. mengumumkan harga pelaksanaan dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan senilai Rp850.
Direktur Utama PT Panca Budi Idaman Tbk. Djonny Taslim( tengah) berbincang dengan Direktur Emiyati (dari kiri), Direktur Fu Yin Ung, Wakil Dirut Vicky Taslim,  dan Direktur Tan Hendra, sebelum penawaran perdana saham perseroan, di Jakarta, Selasa (31/10)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Panca Budi Idaman Tbk. Djonny Taslim( tengah) berbincang dengan Direktur Emiyati (dari kiri), Direktur Fu Yin Ung, Wakil Dirut Vicky Taslim, dan Direktur Tan Hendra, sebelum penawaran perdana saham perseroan, di Jakarta, Selasa (31/10)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA—PT Panca Budi Idaman Tbk. mengumumkan harga pelaksanaan dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham perseroan senilai Rp850.

“Dengan mempertimbangkan jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selama masa penawaran awal, maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan perseroan ditetapkan harga penawaran sebesar Rp850,” ungkap manajemen dalam publikasi, Selasa (5/12/2017).

Adapun, rentang harga penawaran saham perseroan selama periode bookbuilding yang berakhir 15 November 2017 lalu adalah Rp810 hingga Rp1.160 per saham. Dengan demikian, penetapan harga pelaksanaan Rp850 lebih mendekati batas bawah harga penawaran.

Dengan tetapan harga tersebut, perseroan berpotensi meraup dana Rp318,75 miliar dari IPO ini.

Panca Budi Idaman didirikan sejak 1979 oleh Djonny Taslim ini sudah umum dikenal dengan produk-produk kantong plastik bermerek yang banyak dijual di pasar tradisional, antara lain merek Tomat, Wayang, Sparta, Bangkuang, Juruk dan Cabe.

Perusahaan ini menguasai 46,5% pangsa pasar kantongan plastik nasional di Jabodetabek dengan pertumbuhan kinerja tahunan rata-rata antara 18% hingga 20%.

Dana IPO ini rencananya akan digunakan sebesar 70% untuk belanja modal pembangunan gudang, pabrik, dan pengadaan mesin, sementara 30% sisanya untuk modal kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper