Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Topix & Nikkei 225 Jepang Kompak Terkoreksi di Hari Kedua

Pergerakan dua indeks saham acuan Jepang berakhir di zona merah pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (28/11/2017), terbebani sentimen negatif seputar Korea Utara.
Bursa Topix Jepang/Reuters
Bursa Topix Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan dua indeks saham acuan Jepang berakhir di zona merah pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Selasa (28/11/2017), terbebani sentimen negatif seputar Korea Utara.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan penurunan 0,09% atau 1,55 poin di level 1.775,18 dan ditutup melemah 0,26% atau 4,66 poin di level 1.772,07.

Dari 2.029 saham pada indeks Topix, 732 saham di antaranya menguat, 1.215 saham melemah, dan 82 saham stagnan.

Saham Komatsu Ltd. dan SMK Corp./Japan yang masing-masing anjlok 3,79% dan 3,53% menjadi penekan utama terhadap pelemahan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 berakhir turun 0,04% atau 9,75 poin di level 22.486,24, setelah dibuka dengan pelemahan 0,09% atau 21,25 poin di posisi 22.474,74.

Sebanyak 80 saham menguat, 141 saham melemah, dan 4 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham Tokyo Electron Ltd. yang drop 2,83% menjadi penekan utama terhadap pergerakan Nikkei hari ini, diikuti Nitto Denko Corp. (-2,33%) dan Shin-Etsu Chemical Co. Ltd. (-1,43%).

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah 0,16% atau 0,18 poin ke posisi 111,27 per dolar AS pada pukul 14.09 WIB, setelah pada Senin (27/11) berakhir menguat 0,39% di posisi 111,09.

Bursa saham Jepang melemah menyusul kabar tentang rencana terkini Korea Utara untuk meluncurkan rudalnya kembali. Kantor berita Kyodo News pagi tadi mengabarkan Jepang mendeteksi sinyal radio yang menunjukkan bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk peluncuran rudalnya.

“Perkembangan baru terkait Korea Utara mempengaruhi sentimen investor ke sisi negatif. Investor menggunakan hal ini sebagai alasan untuk mengambil untung setelah kinerja ekuitas berjalan cukup baik tahun ini,” kata John Teja, seorang Direktur di PT Ciptadana Sekuritas Asia, seperti dikutip dari Bloomberg.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper