Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Schroders: 21% Masyarakat Indonesia Berinvestasi di Pasar Keuangan

Sebanyak 23% dari masyarakat global memprioritaskan investasi daripada menabung dan konsums
Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi (kiri) dan Presiden Direktur Bank KEB Hana Martin Lee berbincang usai mengumumkan kerja sama distribusi produk investasi di Jakarta (8/3)./JIBI-Nurul Hidayat
Presiden Direktur Schroders Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi (kiri) dan Presiden Direktur Bank KEB Hana Martin Lee berbincang usai mengumumkan kerja sama distribusi produk investasi di Jakarta (8/3)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Sebanyak 23% dari masyarakat global memprioritaskan investasi daripada menabung dan konsumsi.

Hasil survei yang dilakukan oleh Schroders ini menunjukkan lebih dari 22.000 investor di 30 negara memprioritaskan investasi di pasar keuangan, seperti pasar modal, pasar uang hingga pasar komoditas dibandingkan dengan berbelanja.

President Direktur Schroders Indonesia Michael T Tjoajadi mengungkapkan 23% dari masyarakat global memilih untuk menginvestasikan penggunaan pendapatan sekali pakai pada instrumen investasi berupa saham, obligasi, dan komoditas.

Sementara itu, untuk masyarakat Asia kesadaran investasi di pasar keuangan lebih tinggi, yakni 32%.

“Di Indonesia sendiri sebesar 21% masyarakat memilih untuk investasi di pasar keuangan. Persentase yang sama sebesar 21% masyarakat Indonesia memilih berinvestasi pada properti,” ujarnya, Kamis (23/11).

Hasil survei di Indonesia tersebut disebabkan oleh kecenderungan budaya yang kuat untuk menginvestasikan disposable income di properti. Pasalnya, harga properti yang relatif lebih lemah belakangan ini membuat investor yakin bahwa harga penawaran properti saat ini cukup menarik.

Adapun, persentase investasi untuk dana pensiun pada masyarakat Indonesia cukup tinggi jika dibandingkan global atau Asia.

Hasil survei menunjukkan 14% masyarakat Indonesia memilih menyimpan disposable income mereka untuk investasi dana pensiun. Sementara itu, persentase pada masyarakat global hanya 10% dan masyarakat Asia hanya 9%.

Michael mengungkapkan besarnya persentase ini pada masyarakat Indonesia karena kurangnya fasilitas pensiun di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper