Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs di Asia Hijau, Rupiah Ditutup Menguat

Rupiah ditutup menguat 0,04% atau 6 poin ke level Rp13.523 per dolar AS, setelah dibuka menguat 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.518 per dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (22/11/2017), seiring pelemahan indeks dolar AS.

Rupiah ditutup menguat 0,04% atau 6 poin ke level Rp13.523 per dolar AS, setelah dibuka menguat 11 poin atau 0,08% ke level Rp13.518 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan kemarin, (Selasa, 21/11), rupiah berakhir stagnan di level Rp13.529 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah terus melaju di zona merah dan bergerak pada kisaran Rp13.506 – Rp13.528 per dolar AS.

Rupiah menguat bergerak di saat seluruh mata uang Asia menguat, dipimpin ringgit Malaysia dengan apresiasi 0,61%, diikuti won Korea Selatan yang menguat 0,6% dan yen Jepang yang naik 0,38%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,17% atau 0,161 poin ke 93,791 pada pukul 16.40 WIB.

Dilansir Reuters, indeks dolar melemah setelah reli yang dibukukan akibat pelemahan euro pada awal pekan ini terhenti seiring dengan terus turunnya imbal hasil obligasi AS.

“Pergerakan dolar terhadap yen seharusnya terangkat di tengah kembalinya minat terhadap aset berisiko. Namun yang mempengaruhinya adalah penyesuaian posisi para pelaku pasar sebelum libur Thanksgiving dan akhir tahun, sehingga menyebabkan pembelian yen,” ujar Yukio Ishizuki, pakar strategi mata uang senior di Daiwa Securities, seperti dikutip dari Reuters.

“Berlanjutnya pergerakan flat kurva imbal hasil obligasi, yang telah menutup imbal hasil jangka panjang, juga menjadi penekan dolar,” lanjut Ishizuki.

Kurva imbal hasil AS bergerak flat ke kisaran level terendahnya dalam satu dekade pada Selasa, saat investor mencermati ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan terus menaikkan tingkat suku bunga acuannya.

Di samping itu, pasar mata uang cenderung menunjukkan respons yang minim terhadap pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen pada Selasa yang menyatakan bahwa bank sentral AS telah cukup dekat dengan targetnya dan harus terus menaikkan suku bunga AS secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper