Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketidakpastian Politik Jerman Angkat Dolar, WTI Melemah

Harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan Senin (20/11/2017), karena pasar mencerna ketidakpastian politik di Jerman di tengah antisipasi tentang langkah lanjutan dari OPEC.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan Senin (20/11/2017), karena pasar mencerna ketidakpastian politik di Jerman di tengah antisipasi tentang langkah lanjutan dari OPEC.

Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember, yang berakhir Senin, ditutup melemah 0,8% atau 0,46 poin ke level US$56,09 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah turun 0,3% sepanjang pekan lalu.

Total volume yang diperdagangkan sekitar 20% di bawah rata-rata 100 hari. Adapun kontrak Januari yang lebih aktif turun 0,29 poin ke level US$56,42.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Januari turun 0,50 ke posisi US$62,22 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London, setelah turun 1,3% pekan lalu.

Dilansir Bloomberg, pecahnya perundingan untuk membentuk koalisi pemerintah di Jerman menimbulkan pertanyaan tentang masa depan negara dengan ekonomi terbesar di Eropa tersebut. Ketidakpastian itu menekan euro dan membuat dolar AS menguat, sehingga mengurangi daya tarik komoditas.

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mendapat penjelasan minggu ini oleh penyedia layanan minyak Schlumberger Ltd. serta Citigroup Inc. karena OPEC akan membahas perpanjangan kesepakatan pengurangan produksi pada KTT di Wina 30 November mendatang.

Kepala analis pasar Confluence Investment Management, Bill O'Grady mengatakan gejolak politik di Jerman membantu menguatkan dolar, yang cenderung menekan harga minyak.

Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan taruhan pada penurunan harga minyak Brent meningkat paling banyak dalam lima bulan terakhir karena keraguan berlanjut mengenai apakah kesepakatan yang dipimpin oleh Arab Saudi akan diperpanjang.

"Secara politis, di seluruh dunia ada banyak hal terjadi. Ada banyak pasokan (minyak) di luar sana dan satu-satunya yang menjaganya pasar saat ini adalah kesepakatan OPEC," ungkap O'Grady, seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, Menteri Energi Arab Saudi, Khalid Al-Falih mengatakan negaranya telah melakukan konsultasi ekstensif dengan Rusia. OPEC akan memastikan bahwa strategi keluar dari kesepakatan saat ini akan menjadi penyesuaian bertahap yang mencegah kembalinya pasokan berlebih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper